Connect with us

EKBIS

Ekspor Mobil China Lampaui Pemasukan Hingga Rp1,8 Kuadriliun

Aktualitas.id -

Ekspor mobil listrik BYD dari China ke berbagai negara di Eropa, Timur Tengah, dan Asia(Dok. Insideevs.com)

AKTUALITAS.ID – Sektor otomotif menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekspor dan mencatat kinerja lebih baik dibandingkan rata-rata industri manufaktur. Produk mekanik dan elektronik menyumbang lebih dari 60 persen ekspor nasional, dengan mobil dan semikonduktor menjadi penyumbang terbesar.

Industri otomotif China mencatat nilai ekspor sebesar 798,39 miliar yuan (sekitar Rp1,8 kuadriliun) selama sepuluh bulan pertama tahun 2025.

Angka ini naik 14,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data dari Administrasi Umum Bea Cukai China, dilansir Carnewschina, Sabtu. Data ini menunjukkan bahwa ekspor kendaraan China terus tumbuh meskipun perdagangan global melambat.

Pada periode yang sama, total ekspor barang China mencapai 22,12 triliun yuan (sekitar Rp51,8 kuadriliun), naik 6,2 persen, sementara impor mencapai 15,19 triliun yuan (sekitar Rp35,6 kuadriliun), hampir tidak berubah dibandingkan tahun lalu.

Khusus pada Oktober 2025, ekspor kendaraan melonjak 34 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan ekspor chip naik 26,9 persen, menurut data bea cukai. Analis menilai hal ini menunjukkan permintaan yang terus meningkat untuk produk listrik berteknologi tinggi di pasar luar negeri.

Tren ini membantu produsen mobil China memperluas pasar mereka ke wilayah berkembang seperti Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Amerika Latin.

Namun, ekspor total China pada Oktober justru turun 0,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya, penurunan bulanan pertama dalam beberapa bulan terakhir.

Para ekonom menyebutkan bahwa hal ini disebabkan oleh basis perbandingan yang tinggi tahun lalu, jumlah hari kerja yang lebih sedikit karena libur Festival Pertengahan Musim Gugur, serta melemahnya permintaan dari pasar Barat.

Meski begitu, perusahaan swasta tetap berperan besar dalam perdagangan luar negeri, dengan total nilai impor dan ekspor mencapai 21,28 triliun yuan (sekitar Rp49,8 kuadriliun), naik 7,2 persen dibandingkan tahun lalu.

Pihak bea cukai tidak memberikan rincian mengenai negara tujuan ekspor atau jenis kendaraan yang dikirim.

Namun, data industri menunjukkan bahwa mobil listrik dan hibrida plug-in (PHEV) masih menjadi pendorong utama pertumbuhan.

Ekspor kuat dari merek seperti BYD, SAIC, dan Chery semakin memperkuat posisi China sebagai salah satu pengekspor kendaraan terbesar di dunia.

Ke depan, para analis memperkirakan ekspor mobil sepanjang 2025 akan tetap lebih tinggi dibandingkan tahun 2024, meski pertumbuhannya mungkin melambat akibat melemahnya permintaan global dan pengetatan aturan perdagangan.

Meski begitu, sektor otomotif tetap menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan sebagian besar industri manufaktur lain, menandakan pergeseran China menuju produksi bernilai tambah tinggi dan perluasan ke pasar global.

(Purnomo/goeh)

Continue Reading

TRENDING

Exit mobile version