Connect with us

Jabodetabek

Kualitas Udara Jakarta Kategori Tidak Sehat pada Sabtu Pagi

Published

on

alt="kualitas udara jakarta"
Arsip foto - Foto kondisi polusi udara di pulau reklamasi Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Rabu (13/12/2023). (Dok: ANTARA FOTO)

AKTUALITAS.ID – Kualitas udara di Jakarta pada Sabtu pagi tercatat masuk kategori tidak sehat, menjadikan ibu kota Indonesia ini sebagai kota dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia. Data dari situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.04 WIB menunjukkan bahwa Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta mencapai angka 164. Tingkat polusi ini terutama disebabkan oleh partikel PM2.5 dengan konsentrasi 73,5 mikrogram per meter kubik.

Konsentrasi tersebut mencapai 14,7 kali lipat dari nilai panduan kualitas udara tahunan yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Partikel PM2.5 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron dan dikenal berbahaya bagi kesehatan manusia.

Kategori tidak sehat ini menunjukkan bahwa kualitas udara tersebut dapat merugikan kelompok sensitif, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Rentang PM2.5 untuk kategori tidak sehat berada di atas angka 100.

Untuk perbandingan, kategori kualitas udara sedang memiliki rentang PM2.5 sebesar 51-100 dan dianggap tidak berdampak signifikan terhadap kesehatan manusia maupun hewan, namun dapat mempengaruhi tumbuhan yang sensitif. Sedangkan, kategori baik memiliki rentang PM2.5 sebesar 0-50 dan tidak memberikan efek merugikan terhadap kesehatan maupun lingkungan.

Kualitas udara yang sangat tidak sehat berada pada rentang PM2.5 sebesar 200-299, yang dapat membahayakan kesehatan banyak segmen populasi yang terpapar. Kategori berbahaya, dengan rentang PM2.5 sebesar 300-500, dapat menyebabkan risiko kesehatan yang serius bagi populasi secara umum.

Selain Jakarta, kota lain dengan kualitas udara terburuk di dunia pagi ini adalah Kinshasa (Kongo) dengan AQI 172, Medan (Indonesia) di angka 155, Kampala (Uganda) di angka 144, dan Delhi (India) juga di angka 144.

Sebagai langkah pemantauan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah meluncurkan platform pemantau kualitas udara yang terintegrasi, mencakup data dari 31 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) di seluruh kota. Data tersebut juga diintegrasikan dengan informasi dari BMKG, World Resources Institute (WRI) Indonesia, dan Vital Strategis, memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai kualitas udara di Jakarta.

Langkah ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan bermanfaat bagi masyarakat dalam menghadapi tantangan kualitas udara yang semakin memburuk di Jakarta. (YAN KUSUMA/RAFI)

OASE

INFOGRAFIS

WARGANET

Trending