Connect with us

NUSANTARA

Aktivitas Meningkat, Merapi Catat Lebih dari 100 Gempa Guguran dalam 24 Jam

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Dok: aktualitas.id

AKTUALITAS.ID – Gunung Merapi, yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, masih berada pada Level III (Siaga) setelah menunjukkan peningkatan signifikan dalam aktivitas vulkanik. Dalam periode 24 jam terakhir, gunung ini tercatat mengalami lebih dari 100 kali gempa guguran.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso, menjelaskan bahwa selama pengamatan 1 November 2025, teramati 21 kali guguran lava ke arah barat daya.

“Guguran lava itu meluncur dengan jarak maksimum mencapai 1.900 meter. Guguran tersebut mengalir ke arah Kali Putih, Kali Boyong, Kali Bebeng, dan Kali Krasak,” ujar Agus dalam keterangan resminya, Minggu (2/11/2025).

Selain guguran lava, BPPTKG juga mencatat puluhan gempa hybrid yang mengindikasikan suplai magma di perut Merapi masih terus berlangsung. Kondisi ini dapat memicu terjadinya awan panas guguran (APG) di dalam wilayah potensi bahaya yang telah ditetapkan.

Zona Bahaya Diperluas Hingga 7 Kilometer

BPPTKG menegaskan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya. Zona risiko terbagi berdasarkan sungai, dengan rincian sebagai berikut:

1 – Sektor Barat Daya: Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (maksimal 7 kilometer); Sungai Boyong (maksimal 5 kilometer).

2 – Sektor Tenggara: Sungai Woro (maksimal 3 kilometer); Sungai Gendol (maksimal 5 kilometer).

Selain ancaman awan panas, lontaran material vulkanik akibat letusan eksplosif juga dapat menjangkau radius hingga 3 kilometer dari puncak.

Agus juga mengingatkan masyarakat di wilayah Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten untuk selalu siaga terhadap potensi lahar hujan, terutama ketika hujan deras mengguyur area puncak Merapi.

Secara visual, meskipun kondisi gunung sesekali tertutup kabut, asap kawah berwarna putih dengan tekanan lemah terpantau membumbung setinggi 75 meter di atas puncak. BPPTKG mengimbau seluruh warga di area berisiko tinggi untuk tidak beraktivitas di zona bahaya dan hanya memantau informasi resmi dari lembaga berwenang. (Irawan/Mun)

TRENDING