Connect with us

OASE

Imam Ghazali: Lima Cara Menjaga Lisan agar Tak Terpeleset

Aktualitas.id -

Ilustrasi - Menjaga lisan

AKTUALITAS.ID – Lidah memang tak bertulang, tetapi luka yang ditimbulkannya bisa lebih dalam daripada goresan benda tajam. Dalam ajaran Islam, menjaga lisan adalah bagian penting dari pengendalian diri. Bahkan, lebih baik diam daripada berbicara tanpa arah, apalagi jika mengandung keburukan.

Imam Ghazali, seorang ulama besar dalam sejarah Islam, menguraikan lima cara agar seseorang tidak mudah tergelincir dalam perkataan yang sia-sia. Dalam karyanya, Ihya Ulum ad-Din, beliau menekankan pentingnya mengelola ucapan dengan baik.

1. Jauhi Pembicaraan yang Tidak Perlu

Salah satu kesalahan lidah yang sering terjadi adalah berbicara tentang hal-hal yang tidak penting. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak berguna.” (HR. Tirmidzi).

Bahkan, dalam sebuah kisah, Rasulullah pernah mengomentari seorang sahabat yang memilih diam saat ibunya mengusap wajahnya. Sahabat itu menahan lapar dengan mengikatkan batu di perutnya. Rasulullah berkata, “Mungkin ia tidak ingin berbicara tentang sesuatu yang tidak perlu atau menghindari hal-hal yang membahayakan dirinya.”

2. Hindari Berbicara Berlebihan

Berbicara terlalu banyak tanpa tujuan yang jelas bisa menjadi tanda kurangnya pengendalian diri. Terkadang, seseorang berbicara berlebihan hanya untuk menarik perhatian orang lain, meskipun topiknya tidak penting.

Alquran menegaskan dalam surah an-Nisaa’ ayat 114, “Tidak ada kebaikan dalam banyak pembicaraan mereka, kecuali yang mengajak kepada sedekah, berbuat baik, atau mendamaikan manusia.” Ini menunjukkan bahwa berbicara pun harus memiliki manfaat.

3. Jangan Terjerumus dalam Obrolan Batil

Salah satu penyebab seseorang masuk neraka adalah kebiasaannya berbicara tentang hal-hal batil. Hal ini dijelaskan dalam surah al-Muddatsir ayat 42-45, di mana para penghuni neraka mengakui bahwa mereka dahulu tidak mendirikan salat, tidak membantu orang miskin, dan sering terlibat dalam pembicaraan yang sia-sia.

Maka, menjaga lisan dari perkataan yang tidak benar adalah bagian dari menjaga keselamatan di akhirat.

4. Hindari Perdebatan yang Tidak Perlu

Debat memang bisa menjadi sarana belajar, tetapi jika dilakukan tanpa manfaat atau sekadar ingin memenangkan argumen, maka lebih baik dihindari. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa meninggalkan perdebatan, meskipun ia berada di pihak yang benar, maka Allah akan memberinya tempat di surga yang tinggi.” (HR. Abu Dawud).

Ini menunjukkan bahwa menjaga kedamaian lebih utama daripada sekadar memenangkan perdebatan.

5. Jangan Ucapkan Kata-Kata yang Menyakiti

Ucapan yang mengandung kebencian, permusuhan, atau menjatuhkan harga diri orang lain dapat merusak hubungan baik dan melukai perasaan sesama. Islam sangat menekankan pentingnya berbicara dengan santun dan menghormati orang lain.

Rasulullah SAW bahkan pernah memperingatkan para sahabatnya agar tidak menghujat satu sama lain. “Janganlah kau kecam sahabat-sahabatku.” Ucapan yang baik bisa mempererat silaturahim dan membawa keberkahan dalam kehidupan.

Menjaga Lisan, Menjaga Kehidupan

Imam Ghazali mengajarkan bahwa mengendalikan lidah adalah bagian dari kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan. Dengan berbicara yang baik, tidak berlebihan, serta menghindari debat yang tidak perlu, seseorang bisa menjaga kehormatan diri sekaligus mendapatkan keberkahan.

Sebagaimana pepatah mengatakan, “Diam adalah emas,” maka berbicaralah hanya jika membawa manfaat.  (KAISAR/RIHADIN)

Continue Reading

TRENDING

Exit mobile version