Connect with us

OASE

Masjid Hidayatullah: Menyimak Sejarah Multikultural Jakarta dalam Arsitektur Tua yang Penuh Makna

Aktualitas.id -

Masjid Hidayatullah, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Masjid Hidayatullah, sebuah bangunan bersejarah yang tersembunyi di antara gedung-gedung pencakar langit Karet Semanggi, Jakarta Selatan, menawarkan sebuah kisah menarik tentang keberagaman dan sejarah Jakarta. Didirikan pada tahun 1743, masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi saksi bisu perkembangan kehidupan sosial dan multietnik di Betawi, yang kini dikenal sebagai Jakarta.

Dengan kapasitas mencapai 2.500 jemaah, Masjid Hidayatullah memadukan unsur-unsur arsitektur dari tiga budaya besar: Betawi, Hindu, dan Tionghoa. Salah satu fitur paling mencolok dari bangunan ini adalah atapnya, yang mengadopsi desain atap perisai berlapis, khas arsitektur Tionghoa, yang berbeda dengan kubah masjid konvensional. Kusen pintu dan jendela terbuat dari kayu yang terinspirasi oleh rumah Betawi, sementara interiornya dipengaruhi oleh gaya Joglo Jawa, dengan tiang penyangga yang dihiasi ukiran kaligrafi Arab.

Masjid ini tidak hanya mencerminkan keberagaman budaya yang ada di Jakarta, tetapi juga mengandung makna filosofis mendalam pada setiap elemennya. Menara kembar masjid, misalnya, melambangkan dua kalimat syahadat, sementara tiga lapisan atap yang bersusun menggambarkan konsep ketidaksempurnaan hidup dan keesaan Allah. Tiang penyangga yang berjumlah delapan melambangkan lima rukun Islam ditambah tiga pokok ajaran agama Islam: Islam, Iman, dan Ihsan.

Selain arsitektur yang unik, Masjid Hidayatullah juga dikenal sebagai pusat kegiatan dakwah dan syiar Islam di Betawi. Pada masa penjajahan Belanda, masjid ini menjadi markas perjuangan, tempat perencanaan strategi dan pengiriman pasokan senjata dalam pertempuran. Di masa kini, meskipun dikelilingi oleh gedung-gedung tinggi, masjid ini tetap menjadi simbol penting bagi masyarakat Jakarta, mengingat sejarahnya yang kaya dan fungsinya yang vital dalam melestarikan tradisi keagamaan dan budaya lokal.

Sebagai bagian dari cagar budaya sejak tahun 2001, Masjid Hidayatullah terus dijaga kelestariannya. Berbagai renovasi telah dilakukan untuk memastikan keaslian bangunannya tetap terjaga, meskipun tantangan datang dari perkembangan kota Jakarta yang semakin pesat. Keberadaan masjid ini, meskipun berada di tengah gemuruh kota modern, tetap menjadi oase spiritual yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan Jakarta. (Mun/Ari Wibowo)

TRENDING