DUNIA
Geger Intelijen AS! Trump Pecat Kepala NSA dan Komando Siber
AKTUALITAS.ID – Pemerintahan Donald Trump kembali membuat gebrakan mengejutkan dengan memberhentikan dua petinggi Badan Keamanan Nasional (NSA), yakni Direktur Jenderal Timothy Haugh dan Wakil Direktur Wendy Noble. Pemecatan ini juga mencakup posisi Haugh sebagai pemimpin Komando Siber AS, unit militer ofensif dan defensif di ranah siber.
Informasi mengenai pemecatan ini diungkapkan oleh sejumlah anggota komite intelijen Senat dan DPR, serta dua mantan pejabat yang memiliki pengetahuan mendalam tentang isu tersebut. Langkah ini dipandang sebagai sinyal perombakan besar-besaran dalam komunitas intelijen Amerika Serikat, yang memang tengah mengalami perubahan signifikan dalam dua bulan pertama kepemimpinan Trump.
Langkah Trump ini sontak menuai kecaman dari tokoh Partai Demokrat di komite intelijen Senat dan DPR. Senator Mark Warner dan Rep. Jim Himes dalam pernyataan mereka pada Kamis malam mengekspresikan kekecewaan atas pemberhentian Haugh.
Letnan Jenderal William Hartman, seorang perwira militer senior yang menjabat sebagai wakil Komando Siber, disebut-sebut sebagai kandidat kuat untuk menggantikan Haugh sebagai penjabat kepala komando dan NSA.
Sebelumnya, sejumlah staf di Dewan Keamanan Nasional juga telah diberhentikan oleh pemerintahan Trump. Baik Komando Siber maupun NSA menolak memberikan komentar resmi terkait kabar ini dan mengarahkan pertanyaan kepada Kantor Menteri Pertahanan. Permintaan komentar dari Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih juga belum direspon.
Menariknya, sebulan sebelum pemecatannya, Haugh sempat menjamu miliarder Elon Musk, yang ditugasi mengawasi Departemen Efisiensi Pemerintah, di markas besar NSA dan Komando Siber di Fort Meade, Maryland.
Sumber-sumber di Departemen Pertahanan mengungkapkan adanya kekhawatiran di kalangan perwira tinggi bahwa mereka dapat dipecat kapan saja jika dianggap tidak memiliki loyalitas yang cukup kepada Trump.
NSA sendiri merupakan salah satu badan intelijen pemerintah AS yang paling berpengaruh dan krusial. Badan ini bertanggung jawab atas berbagai operasi intelijen penting di seluruh dunia, termasuk pemecahan kode dan sandi, serta memberikan laporan intelijen kepada presiden dan wakil presiden.
Sementara itu, Komando Siber, yang didirikan lebih dari satu dekade lalu, berperan vital dalam memerangi ancaman siber dari luar negeri. Dalam beberapa tahun terakhir, perannya semakin krusial dalam menjaga keamanan pemilu AS dari campur tangan asing, termasuk melumpuhkan operasi bot Rusia pada pemilu 2018 dan mempertahankan diri dari serangan peretas Iran pada pemilu 2020.
Renée Burton, seorang pakar keamanan siber dengan pengalaman lebih dari dua dekade di NSA, menyatakan kekhawatirannya atas berita pemecatan Haugh dan Noble. “Misi NSA sangat luas dan sangat rumit,” kata Burton kepada CNN. “Mengganti mereka tidak akan mudah, dan gangguan tersebut akan membuat negara menghadapi risiko baru.” (Mun/Yan Kusuma)
-
NASIONAL28/12/2025 14:50 WIBAkademisi Nilai Kebijakan Kementan Bangun Ekosistem Pangan Berkelanjutan
-
JABODETABEK28/12/2025 16:00 WIBPadamkan Kebakaran Rumah di Pademangan, Gulkarmat Kerahkan 54 Personel
-
RIAU28/12/2025 22:27 WIBPolda Riau Tutup 2025 Dengan Penurunan Kejahatan dan Penguatan Green Policing
-
OLAHRAGA28/12/2025 18:00 WIBIndonesia akan Jadi Tuan Rumah Sejumlah Turnamen Bulu Tangkis Internasional di 2026
-
JABODETABEK29/12/2025 05:30 WIBBMKG Rilis Prakiraan Cuaca DKI Jakarta Senin 29 Desember 2025
-
NASIONAL29/12/2025 06:00 WIBDukung Target Energi Prabowo, Wakil Ketua MPR Ajak Masdar Perluas Investasi Energi Bersih RI
-
EKBIS28/12/2025 19:00 WIBTujuh Mobil Tangki BBM Dikirim Pertamina Patra Niaga ke Bener Meriah
-
DUNIA29/12/2025 08:00 WIBIran Ancam Balasan Mematikan terhadap AS dan Israel di Tengah Eskalasi Konflik

















