DUNIA
Trump: Staf Bandara yang Absen saat Shutdown akan Dihukum
AKTUALITAS.ID – Presiden Amerika Serikat Donald Trump melontarkan ancaman keras kepada staf bandara yang absen selama masa shutdown pemerintahan. Trump menegaskan akan memotong gaji hingga memecat pegawai yang tidak masuk kerja, di tengah kekacauan penerbangan yang melanda puluhan bandara di AS akibat kekurangan staf.
“Semua Pengatur Lalu Lintas Udara harus kembali bekerja, SEKARANG!!! Siapa pun yang tidak melakukannya akan ‘dipecat’ secara substansial,” ujar Trump melalui platform media sosial miliknya, Truth Social, Senin (10/11/2025).
Sebaliknya, Trump berjanji akan memberikan bonus besar bagi staf yang tetap bekerja penuh tanpa mengambil cuti selama shutdown berlangsung.
“Saya akan merekomendasikan BONUS sebesar 10.000 dolar per orang untuk layanan terhormat bagi negara kita,” kata Trump.
Namun, ketika diwawancarai oleh Fox News, Trump tidak bisa menjelaskan dari mana dana bonus tersebut akan diperoleh. “Saya tidak tahu. Saya akan dapat dari suatu tempat,” ucapnya dikutip Fox Business.
Mantan Presiden AS itu juga mengindikasikan pemotongan gaji bagi staf bandara yang absen, menyebut mereka tidak layak mendapat kompensasi. Menurutnya, pengatur lalu lintas udara adalah bagian penting yang harus tetap bekerja selama masa shutdown, meski sementara waktu mereka tidak menerima gaji.
“Bagi mereka yang tak melakukan apa pun selain mengeluh dan mengambil cuti, meskipun semua orang tahu mereka akan dibayar lunas nanti, SAYA TIDAK PUAS DENGAN ANDA,” tegas Trump.
Lebih lanjut, Trump menyebut staf yang ingin mengundurkan diri tidak akan mendapatkan pesangon. “Jika Anda ingin meninggalkan layanan dalam waktu dekat, jangan ragu untuk melakukannya, TANPA pembayaran atau pesangon dalam bentuk apa pun!” ujarnya.
Administrasi Penerbangan Federal (FAA) diketahui memangkas hingga 10 persen penerbangan di 40 bandara akibat krisis staf selama shutdown yang berlangsung sejak 1 Oktober. Hingga 10 November, lebih dari 1.700 penerbangan telah dibatalkan dan ribuan lainnya mengalami penundaan.
Dengan situasi ini, ancaman dan janji Trump dinilai menambah ketegangan di tengah lumpuhnya operasional sektor penerbangan di Amerika Serikat. (Mun)
-
NASIONAL16/11/2025 10:00 WIBEddy Soeparno Tegaskan Kesiapan Indonesia Pimpin Aksi Iklim Asia di COP30
-
RAGAM16/11/2025 12:30 WIBMasuk Gedung Diminta KTP dan Difoto Bisa Langgar UU Perlindungan Data Pribadi
-
EKBIS16/11/2025 10:30 WIBDaftar Tarif Listrik PLN per kWh untuk Semua Golongan Pelanggan 17-23 November 2025
-
NASIONAL16/11/2025 12:00 WIBPentingnya Pengesahan RKUHAP untuk Menjamin Kepastian Hukum
-
NASIONAL16/11/2025 13:00 WIBDPR Minta Negara Bertindak Tegas untuk Melindungi Rakyat Kecil dari Mafia Tanah
-
EKBIS16/11/2025 09:30 WIBHarga Emas Antam Hari Ini 16 November 2025 Turun: 1 Gram Dijual Rp 2.583.000
-
NASIONAL16/11/2025 11:00 WIBKepercayaan Publik Pulih Pasca Kerusuhan, Kompolnas Ingatkan Polri Jaga Jati Diri Institusi Sipil
-
DUNIA16/11/2025 14:00 WIBKetegangan Meningkat, China Larang Warganya ke Jepang

















