Sudirman Said: Baca Hasil Survei LSI, Saya Cuma Ketawa-Ketawa Saja


Pasangan Calon Presiden-Wapres Joko Widodo (kedua kanan)-Ma'ruf Amin (kanan) dan Prabowo Subianto (kedua kiri)-Sandiaga Uno (kiri) menunjukkan nomor urut Pemilu Presiden 2019 di Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan calon Presiden dan Wapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin mendapatkan nomor urut 01, dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat nomor urut 02. (Foto:Kiki Budi Hartawan)

AKTUALITAS.ID – Elektabilitas pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno merosot. Hal itu diketahui berdasarkan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA per Oktober 2018.

Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said tak percaya dengan survei elektabilitas LSI Denny JA. Sebab, kata dia, lembaga survei itu pernah keliru saat menghitung elektabilitas miliknya saat berkontestasi pada Pilgub Jawa Tengah 2018.

“Saya cuma kasih catatan pada LSI, saya pernah disurvei, bulan November (elektabilitas) 10,6 persen, bulan mei 10,6 juga,” kata Sudirman di Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Saat proses pemilihan, Sudirman Said yang kala itu berpasangan dengan Ida Fauziah sebagai Cagub-Cawagub Jeteng mengantungi 40,68 persen suara.

Suara itu, tentu berbeda jauh dari hasil hitungan elektabilitas LSI Denny JA. Sebab, sebulan sebelum penghitungan suara, LSI Denny JA memprediksi elektabilitas Sudirman hanya 10,6 persen.

“Jadi saya kalau baca surveinya LSI cuma ketawa-ketawa saja. Itu saja deh. Tulis saja itu,” pungkasnya singkat.

Elektabilitas Jokowi-Maruf cenderung mengalami kenaikan dari periode ke periode berdasarkan survei LSI Denny JA. Per Agustus, elektabilitas Jokowi-Maruf sebesar 52,2 persen, September 53,2 persen, dan di Oktober ini naik 57,7 persen.

Berbeda dengan petahana, pasangan Prabowo-Sandiaga justru stagnan bahkan cenderung menurun. Per Agustus 2018, elektabilitas Prabowo-Sandiaga 29,5 persen, September 29,2 persen, dan Oktober menurun 28,6 persen.

Survei ini dilakukan pada tanggal 10-19 Oktober melalui face to face interview menggunakan kuesioner. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia dan margin of error kurang lebih 2,9 persen.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>