Berita
PM Malaysia Merangkap Jadi Menteri Pendidikan
AKTUALITAS.ID – Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad merangkap jabatan sebagai pejabat sementara Menteri Pendidikan Malaysia setelah Menteri Pendidikan Dr Maszlee Malik mengundurkan diri. Pengumuman rangkap jabatan tersebut disampaikan melalui siaran pers Kantor Perdana Menteri Putrajaya dan twitter Mahathir, Jumat. Dalam siaran pers disebutkan terkait dengan kekosongan jabatan Menteri Pendidikan baru-baru ini rapat kabinet […]
AKTUALITAS.ID – Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad merangkap jabatan sebagai pejabat sementara Menteri Pendidikan Malaysia setelah Menteri Pendidikan Dr Maszlee Malik mengundurkan diri.
Pengumuman rangkap jabatan tersebut disampaikan melalui siaran pers Kantor Perdana Menteri Putrajaya dan twitter Mahathir, Jumat.
Dalam siaran pers disebutkan terkait dengan kekosongan jabatan Menteri Pendidikan baru-baru ini rapat kabinet Pakatan Harapan pada Rabu (8/1) sepakat agar jabatan sementara dipegang oleh Mahathir.
Keputusan tersebut berlaku mulai (3/1/2020) hingga Menteri Pendidikan yang baru dilantik.
Sebelumnya Menteri Pendidikan Maszlee Malik menyatakan mengundurkan diri dari Kabinet Pakatan Harapan setelah 20 bulan mengemban jabatan di kementrian tersebut.
Pengunduran diri dosen di Islamic International University Malaysia (IIUM) tersebut disampaikan dalam jumpa pers di teras Kantor Kementrian Pendidikan Malaysia (KPM) di Putrajaya, Kamis (2/1).
Saat jumpa pers anggota parlemen dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) pimpinan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad tersebut menyampaikan program-program yang telah berhasil dilaksanakan selama menjadi menteri.
Namun program-program yang dia jalankan jarang muncul di media massa namun lebih banyak muncul isu-isu yang kontroversi.
“Namun sebagaimana saya jelaskan pada awal, saya dilihat menimbulkan banyak krisis kepada kepimpinan terutama melibatkan isu Jawi, internet sekolah dan isu sarapan gratis,” katanya.
isu Jawi adalah kebijakan Maszlee Malik yang mewajibkan sekolah-sekolah khusus China dan India (sekolah vernakuler) memasukkan pelajaran Jawi atau pelajaran Bahasa Arab Melayu dalam kurikulum mereka.
Kebijakan tersebut ditentang oleh guru-guru sekolah vernakuler namun didukung kalangan Islam dan Melayu. [ANT]
-
DUNIA29/10/2025 14:00 WIBLagi! Israel Langgar Gencatan Senjata dan Bunuh Sembilan Warga Gaza
-
OLAHRAGA29/10/2025 14:30 WIBVeda Ega Pratama Naik Kelas ke Moto3 2026
-
NUSANTARA29/10/2025 18:00 WIBPolisi Ringkus Empat Pelaku Persetubuhan Anak Dibawah Umur di Riau
-
FOTO29/10/2025 17:49 WIBFOTO: Projo Siap Gelar Kongres III Awal November 2025
-
EKBIS29/10/2025 16:00 WIBPastikan Harga Pupuk Turun, Mentan Lakukan Sidak
-
OLAHRAGA29/10/2025 19:00 WIBNewcastle Siap Pertahankan Gelar, Eddie Howe: Tak Akan Kami Lepas Begitu Saja!
-
RAGAM29/10/2025 18:30 WIBIni Penyebab dan Indikasi Stroke pada Perempuan
-
JABODETABEK30/10/2025 06:15 WIBUsai Hujan Deras, 35 RT di Jakarta Terendam Banjir

















