Berita
Sebut Presiden Xi Jinping ‘Badut’, Kritikus China Ditangkap
Kritikus partai komunis China, Ren Zhiqiang telah ditangkap usai menyebut Presiden Xi Jinping “badut” terkait penanganan wabah virus Corona di negeri itu. Otoritas antikorup China menyatakan seperti dilansir The Guardian, Kamis (8/4/2020), bahwa Ren tengah diselidiki atas “pelanggaran disiplin dan hukum yang serius.” Ren telah menghilang sejak bulan lalu setelah menulis essay kritis mengenai wabah […]
Kritikus partai komunis China, Ren Zhiqiang telah ditangkap usai menyebut Presiden Xi Jinping “badut” terkait penanganan wabah virus Corona di negeri itu.
Otoritas antikorup China menyatakan seperti dilansir The Guardian, Kamis (8/4/2020), bahwa Ren tengah diselidiki atas “pelanggaran disiplin dan hukum yang serius.”
Ren telah menghilang sejak bulan lalu setelah menulis essay kritis mengenai wabah Corona di China. Pada pertengahan Maret, teman-teman Ren mengatakan kepada media Reuters bahwa mereka tak bisa menghubungi mantan eksekutif properti itu, dan mereka sangat cemas.
Sampai akhirnya pada Selasa (7/4) malam waktu setempat, pejabat-pejabat partai komunis mengatakan bahwa Ren dituduh atas pelanggaran yang kerap dianggap sebagai eufemisme untuk korupsi dan penggelapan.
Menurut pernyataan singkat yang diposting online seperti dilansir The Guardian, Kamis (9/4/2020), Ren sedang menjalani tinjauan disiplin dan pengawasan oleh komisi inspeksi disiplin Beijing, komisi antikorupsi teratas di negara itu.
Ren telah menulis essay yang menyinggung pidato Xi pada 23 Februari lalu, dan mengatakan bahwa pidato itu menunjukkan “krisis pemerintahan” di partai komunis.
Meski tidak menyebut nama Xi secara langsung, namun Ren dilaporkan menulis bahwa yang dilihatnya “bukan seorang kaisar yang sedang berdiri memamerkan ‘pakaian baru’ miliknya, tetapi seorang badut telanjang yang bersikeras terus menjadi kaisar”.
“Realitas yang ditunjukkan dari wabah ini adalah bahwa partai membela kepentingannya sendiri, pejabat-pejabat pemerintah membela kepentingan mereka sendiri, dan monarki hanya membela status dan kepentingan inti,” demikian tulisan Ren.
Ren telah lama dikenal sebagai pengkritik partai komunis China. Pada tahun 2016, Ren dijatuhi hukuman percobaan setahun sebagai hukuman atas kritikan publiknya atas kebijakan pemerintah. Akun media sosialnya yang memiliki puluhan juta pengikut, telah ditutup.
-
OtoTek24 hours ago
BPS sebut Industri Otomotif Indonesia Tetap Bergairah di Tahun 2025
-
POLITIK7 hours ago
Bawaslu Gelar Konsolidasi Nasional Perempuan Pengawas Pemilu untuk Refleksi Kinerja dan Strategi Kedepan
-
Oase17 hours ago
Hukum Merayakan Natal dalam Islam, Berikut Penjelasannya!
-
Multimedia3 hours ago
FOTO: Bawaslu Gelar Konsolidasi Nasional Perempuan Pengawas Pemilu
-
Ragam11 hours ago
Bantah Gelapkan Harta Warisan, Ratna Sarumpaet: Aku Enggak Dendam
-
Ragam23 hours ago
Kenali Tanda-Tanda Tubuh Kekurangan VitaminÂ
-
OtoTek9 hours ago
WhatsApp Hadirkan Fitur Baru untuk Meriahkan Libur Akhir Tahun
-
Olahraga13 hours ago
Dicoret dari Pelatnas, Christian Adinata: Perjuangan Tanpa Akhir di Dunia Bulu Tangkis