Berita
Dituduh Kudeta, Turki Tangkap Lima Wali Kota Partai Oposisi
Pemerintah Turki menangkap lima wali kota dari Partai Demokrat Rakyat (HDP) dan mencopot jabatan mereka pada Jumat (15/5). Kementerian Dalam Negeri mencopot lima wali kota dan menuduh mereka memiliki hubungan dengan teroris. Pihak kementerian juga menunjuk wali negara untuk menggantikan mereka. Dilansir dari Al-Monitor, Rabu (20/5) Presiden Recep Tayyip Erdogan menuduh HDP sebagai tangan politik […]

Pemerintah Turki menangkap lima wali kota dari Partai Demokrat Rakyat (HDP) dan mencopot jabatan mereka pada Jumat (15/5).
Kementerian Dalam Negeri mencopot lima wali kota dan menuduh mereka memiliki hubungan dengan teroris. Pihak kementerian juga menunjuk wali negara untuk menggantikan mereka.
Dilansir dari Al-Monitor, Rabu (20/5) Presiden Recep Tayyip Erdogan menuduh HDP sebagai tangan politik Partai Pekerja Kurdistan (PKK) ilegal yang telah melakukan kampanye otonomi bersenjata selama tiga dekade.
Penangkapan itu dinilai sebagai bagian dari upaya keras pemerintah untuk melumpuhkan HDP dari perpolitikan daerah.
Akibat pencopotan ini, HDP kehilangan kendali atas 51 dari 65 kota di mana partai itu memenangkan pemilihan umum daerah pada Maret 2019. Saat ini, kelima wali kota itu masih ditahan.
Atas penangkapan itu, HDP menuduh pemerintah Turki telah melakukan kudeta terhadap lima pejabat terpilih.
“Tidak semua kudeta dilakukan dengan senjata. Ini termasuk kudeta ketika seorang wakil rakyat dipilih lalu dicopot dari tugasnya, dan orang lain diangkat (untuk) menggantikannya,” kata salah satu pimpinan HDP, Pervin Buldan, pada hari Sabtu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan langsung.
HDP menyangkal mereka berhubungan langsung dengan PKK. Sejak PKK kembali melakukan pemberontakan pada tahun 2015 dan 2016, ribuan pejabat dan aktivis partai HDP telah dipenjara.
Mantan pimpinan HDP, Selahattin Demirtas dan Figen Yuksekdag termasuk di antara tujuh mantan anggota parlemen yang dipenjara selama hampir empat tahun. Mereka dijebloskan ke penjara gara-gara pidato politik.
Wali kota oposisi disebut semakin sering menjadi sasaran penangkapan sejak Turki beralih ke sistem pemerintahan presidensial eksekutif supercharged pada 2018, yang sebagian besar memberi Erdogan keleluasaan kendali atas peradilan.
“Kontrol kota memberi HDP dan partai oposisi lainnya akses ke sumber daya negara, dan yang terpenting, kemampuan untuk terhubung langsung dengan pemilih. Jelas ada upaya untuk merusak (akses) ini,” kata Sosiolog Universitas Istanbul Sehir, Mesut Yegen.
Yegen menambahkan, terlepas dari tuduhan yang dilontarkan Erdogan, presiden Turki itu belum bergerak untuk mematikan HDP.
Dalam sebuah wawancara awal bulan ini, Wakil Ketua HDP, Salim Kaplan, mengatakan tindakan keras pemerintah telah menghalangi upaya daerah untuk menahan wabah virus corona yang telah menginfeksi lebih dari 151 ribu orang di Turki.
Pihak Uni Eropa menyatakan keprihatinan mendalam atas pencopotan lima wali kota tersebut.
“Penggunaan proses hukum yang berlebihan terhadap pejabat daerah, secara serius merusak berfungsinya demokrasi di (tingkat) daerah,” kata juru bicara Diplomat Utama Uni Eropa, Josep Borrell, pada hari Senin.
-
EKBIS28/09/2025 09:30 WIB
Pertamina Siap Umumkan Harga BBM Baru 1 Oktober 2025, Ini Daftar Harga Terkini
-
EKBIS28/09/2025 10:30 WIB
Harga Emas Antam dan Buyback Hari Ini: Selisih Rp 153.000 per Gram
-
NASIONAL28/09/2025 11:00 WIB
Komisi IX DPR Minta BGN Perbaiki Sistem Makan Bergizi Gratis Setelah Kasus Keracunan
-
JABODETABEK28/09/2025 08:30 WIB
Layanan SIM Keliling Polda Metro Jaya di Jakarta, 28 September 2025
-
NASIONAL28/09/2025 10:00 WIB
Prabowo Bentuk Komite Reformasi Polri, Yusril: Paling Lambat Pertengahan Oktober
-
EKBIS28/09/2025 19:32 WIB
AHY Ingatkan Pembangunan Ekonomi Jangan Korbankan Lingkungan
-
JABODETABEK28/09/2025 11:30 WIB
Pelaku Tawuran Pelajar Berujung Maut di Cikarang Bekasi Ditangkap Polisi
-
NASIONAL28/09/2025 12:00 WIB
MPR Goes to Campus: Eddy Soeparno Dorong Pengesahan UU Pengelolaan Perubahan Iklim