Berita
Kelompok Teroris Perintahkan Anggota Sebar Virus Corona di Tempat Umum
Kelompok teroris disebut memerintahkan para anggota untuk menyebarkan virus corona di tempat-tempat umum. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Pusat Anti-Terorisme Commonwealth of Independent States (CIS) Andrey Novikov dalam sebuah wawancara dengan Kantor berita Rusia, TASS. Menurut Andrey, para teroris juga memanfaatkan situasi sulit di tengah pandemi Covid-19 ini untuk merekrut anggota baru. Mereka memanfaatkan kelengahan […]

Kelompok teroris disebut memerintahkan para anggota untuk menyebarkan virus corona di tempat-tempat umum. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Pusat Anti-Terorisme Commonwealth of Independent States (CIS) Andrey Novikov dalam sebuah wawancara dengan Kantor berita Rusia, TASS.
Menurut Andrey, para teroris juga memanfaatkan situasi sulit di tengah pandemi Covid-19 ini untuk merekrut anggota baru. Mereka memanfaatkan kelengahan pemerintah yang saat ini fokus pada masalah kesehatan masyarakat.
“Kelompok teroris internasional tidak hanya mengambil keuntungan dari situasi sulit untuk merekrut lebih banyak anggota, mereka menyerukan kepada anggota yang terinfeksi untuk menyebarkan Covid-19 seluas mungkin di tempat-tempat umum, lembaga negara dan lainnya,” kata Novikov, seperti dilansir dari TASS, Senin (29/6).
Dia meyakini seruan tersebut membentuk kategori informasi terpisah dan ancaman psikologis bagi orang-orang. “Oleh karena itu, negara-negara yang memiliki sistem yang efektif untuk mengendalikan situasi epidemiologis, mengidentifikasi yang terinfeksi dan mengobati orang sakit berada di posisi terbaik,” ujarnya.
Kata Andrey, menurunnya pendapatan dan standar hidup akibat pandemi turut mempermudah teroris untuk merekrut anggota baru ke dalam jaringan mereka.
Diketahui salah satu faktor untuk perekrutan anggota baru jaringan teroris adalah lewat radikalisasi agama karena tekanan sosial.
“Perekrutan dan para ahli di berbagai negara mencatat hal ini, menjadi lebih mudah tidak hanya karena menurunnya kualitas hidup di negara-negara yang bahkan sebelum pandemi berada di bawah peringkat ekonomi tetapi juga oleh efek tambahan dari tekanan sosial berkepanjangan dan dengan radikalisasi agama. Ini adalah tantangan serius bagi masyarakat,” ucap dia.
Dia menambahkan, di negara-negara CIS, kelompok ekstremis mencoba menggunakan efek sosial negatif dari pembatasan terkait pandemi untuk memicu rasa tidak puas terhadap tindakan pemerintah. Biasanya hal tersebut dilakukan lewat media sosial.
-
EKBIS13/03/2025
Menhut: Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan Segera Diresmikan
-
NASIONAL13/03/2025
Prabowo Siapkan Penjara di Pulau Terpencil buat Koruptor: Mereka Gak Bisa Kabur!
-
OLAHRAGA13/03/2025
8 Tim Pastikan Tempat di Perempat Final Liga Champions 2024/25, Duel Panas Menanti!
-
RAGAM14/03/2025
Film “The Brutalist” Sukses Raup 45 Juta Dolar AS di Box Office
-
OLAHRAGA13/03/2025
Patrick Kluivert Siap Bawa Timnas Indonesia Berjuang di Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
DUNIA13/03/2025
Sidang Malapraktik Maradona: Teriakan Keadilan Menggema di Argentina
-
MULTIMEDIA13/03/2025
FOTO:Â Hakim Tolak Keberatan Tom Lembong dalam Kasus Korupsi Importasi Gula
-
RAGAM13/03/2025
Dul Jaelani Ungkap Menu Favorit saat Berbuka Puasa: Gorengan dan Teh jadi Menu FavoritÂ