Berita
Keterbatasan APD, Puluhan Tenaga Kesehatan di Nias Positif Covid-19
AKTUALITAS.ID – Kasus konfirmasi Covid-19 di Kepulauan Nias melonjak drastis menjadi perhatian. Kondisinya semakin mengkhawatirkan karena terbatasnya sarana dan prasarana di kawasan itu. Jumlah konfirmasi Covid-19 di Nias pada Rabu (16/9/2020) berjumlah 106 kasus. Padahal bulan lalu kawasan itu masih termasuk zona hijau. Bupati Nias, Sokhiatulo Laoli mengungkapkan, mereka menghadapi sejumlah kendala dalam mencegah penyebaran […]
 
																								
												
												
											AKTUALITAS.ID – Kasus konfirmasi Covid-19 di Kepulauan Nias melonjak drastis menjadi perhatian. Kondisinya semakin mengkhawatirkan karena terbatasnya sarana dan prasarana di kawasan itu.
Jumlah konfirmasi Covid-19 di Nias pada Rabu (16/9/2020) berjumlah 106 kasus. Padahal bulan lalu kawasan itu masih termasuk zona hijau.
Bupati Nias, Sokhiatulo Laoli mengungkapkan, mereka menghadapi sejumlah kendala dalam mencegah penyebaran Covid-19. Salah satunya keterbatasan alat pelindung diri (APD) bagi para dokter dan tenaga kesehatan.
“Yang menjadi kendala ada beberapa hal. Yang pertama kita itu kekurangan APD untuk tenaga kesehatan kita, sehingga itulah sebabnya terpapar 33 orang tenaga kesehatan kita, yang terdiri dari 4 dokter, sisanya perawat dan bidan,” katanya usai rapat koordinasi dengan Gubernur Sumut dan kepala daerah se-Kepulauan Nias di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Rabu (16/9).
Selain itu, alat rapid test jumlahnya terbatas. Cartridge polymerase chain reaction (PCR) yang sangat dibutuhkan juga sudah nyaris habis. Akibatnya, warga yang hasil rapid testnya reaktif tidak dapat segera menjalani swab.
“Kita hanya gunakan catridge itu hanya untuk (pasien) yang berat, yang sudah bergejala. Nah tapi sebenarnya kan dari hasil rapid test itu harus diswab untuk memastikan positif tidak. Itu kesulitan-kesulitan kita di sana,” jelas Sokhiatulo.
Senada dengan Bupati Nias, Wali Kota Gunung Sitoli, Lakhomizaro Zebua juga mengharapkan Pemprov Sumut untuk menyiapkan alat swab dan tenaga medis. Dia menjelaskan, saat ini di Gunung Sitoli ada 2 Puskesmas dan 1 hotel yang sedang dipakai untuk mengisolasi orang terpapar Covid-19.
Mengenai keterbatasan alat pendukung swab-PCR di Nias, Kadis Kesehatan Sumut Alwi Mujahit mengusulkan untuk mengadakan lab PCR portable container. Kontainer sudah didesain sedemikian rupa menjadi laboratorium PCR. Namun hal itu memerlukan waktu.
“Nanti akan diajukan dulu,” ujar Alwi singkat.
Sebelumnya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan, untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 di Kepulauan Nias, disepakati untuk melakukan penyekatan aktif. Penumpang pesawat dan kapal laut menuju Nias diwajibkan membawa surat hasil tes PCR yang menyatakan negatif Covid-19.
“Namun demikian walaupun dia membawa surat swab pernyataan negatif, begitu sampai di Nias tetap diisolasi selama 3 hari. Kita siapkan tempat isolasi,” tegasnya.
- 
																	   OLAHRAGA30/10/2025 23:00 WIB OLAHRAGA30/10/2025 23:00 WIBListyo Sigit Targetkan Balap Sepeda Indonesia Tembus Olimpiade 2028 
- 
																	   EKBIS31/10/2025 10:30 WIB EKBIS31/10/2025 10:30 WIBHarga Komoditas Hari ini Cabai Rawit Rp40.600/Kg dan Telur Ayam Rp31.500/kg 
- 
																	   DUNIA30/10/2025 22:00 WIB DUNIA30/10/2025 22:00 WIBChina Siap Luncurkan Shenzhou-21, Tiga Astronot Terbang ke Antariksa 
- 
																	   NASIONAL30/10/2025 14:30 WIB NASIONAL30/10/2025 14:30 WIB2,1 Ton Narkoba Dimusnahkan Bareskrim Polri 
- 
																	   POLITIK31/10/2025 11:30 WIB POLITIK31/10/2025 11:30 WIBAnggota DPR: Penurunan BPIH Harus Diikuti Dengan Mutu Pelayanan Haji 
- 
																	   EKBIS30/10/2025 23:31 WIB EKBIS30/10/2025 23:31 WIBBelanja Negara di Dua Papua Capai Rp15,6 Triliun, DJPb Gencarkan Pendampingan Daerah 
- 
																	   OLAHRAGA31/10/2025 11:00 WIB OLAHRAGA31/10/2025 11:00 WIBJanice/Aldila Melaju ke Perempat Final WTA 250 
- 
																	   FOTO30/10/2025 15:14 WIB FOTO30/10/2025 15:14 WIBFOTO: Presiden Prabowo Musnahkan Barang Bukti Narkotika Senilai Rp29,37 Triliun 

 
																	
																															 
									 
																	 
									 
																	 
									 
																	 
									 
									 
																	 
									











 
											 
											 
											 
											 
											




