Berita
Ketua Komisi VIII Menolak Keras Bila Stempel Radikal Kepada Islam atau Penceramah
AKTUALITAS.ID – Kementerian Agama (Kemenag) membuat materi khotbah Jumat guna mengantisipasi ancaman radikalisme dan disintegrasi dengan menggunakan isu-isu agama. Ketua Komisi VIII DPR, Yandri Susanto tak ingin materi dari Kemenag dilandasi kecurigaan bahwa para khatib cenderung radikal. “Kita tidak mau kalau rencana membuat materi khotbah ini dilandasi atau diilhami seperti sebuah kecurigaan dengan menuduh bahwa […]

AKTUALITAS.ID – Kementerian Agama (Kemenag) membuat materi khotbah Jumat guna mengantisipasi ancaman radikalisme dan disintegrasi dengan menggunakan isu-isu agama. Ketua Komisi VIII DPR, Yandri Susanto tak ingin materi dari Kemenag dilandasi kecurigaan bahwa para khatib cenderung radikal.
“Kita tidak mau kalau rencana membuat materi khotbah ini dilandasi atau diilhami seperti sebuah kecurigaan dengan menuduh bahwa materi yang disampaikan para khatib selama ini cenderung atau bahkan radikal, atau mengembangkan ajaran radikalisme,” kata Yandri saat dihubungi, Kamis (21/10/2020).
Yandri menolak keras bila stempel radikalisme ditempelkan kepada Islam atau kepada penceramah. Menurutnya, langkah yang dibuat oleh Kemenag harus melalui kajian, tokoh masyarakat, tokoh agama, ormas, maupun para akademisi.
“Yang jelas selama ini kita meyakini bahwa para alim ulama, kiai, ustaz, ustadzh itu dalam menyampaikan dakwahnya itu sudah cukup dengan ilmu yang mereka miliki, termasuk para khatib yang setiap Jumat tampil di mimbar Jumat dari sisi keilmuan mereka yakin sudah mumpuni,” ucapnya.
Menurut politisi PAN itu, sudah banyak buku-buku khotbah kontemporer. Artinya, banyak materi-materi yang tersedia atau literatur berkaitan dengan khotbah Jumat. Materi itu pun sangat mudah dipahami oleh yang menyampaikan dan mendengarkan.
“Oleh karena itu, kalau Kementerian agama mau juga ikut andil dalam memperkaya literasi khotbah atau materi khutbah ya nggak masalah, yang paling penting dipastikan iy bukan materi wajib. Bukan materi wajib yang harus dipakai oleh para khatib, para ulama, para ustaz,” pungkasnya.
Diberitakan, Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama Kamaruddin, menyatakan, pihaknya terus mengantisipasi ancaman radikalisme dan disintegrasi dengan menggunakan isu-isu agama. Salah satunya dengan mengirimkan materi khotbah Jumat melalui Literasi Digital.
“Hal ini menekankan pentingnya penyajian khotbah jumat yang mencerdaskan dan jauh dari provokasi,” kata Kamaruddin dalam rencana strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama RI tahun 2020-2024, melalui siaran pers diterima, Selasa (20/10).
-
FOTO30/04/2025 18:40 WIB
FOTO: CAR Life Insurance Rayakan Setengah Abad Perjalanan
-
FOTO30/04/2025 19:00 WIB
FOTO: Fashion Show Produk UMKM Hadapi Tantangan Ekonomi Nasional
-
EKBIS30/04/2025 16:00 WIB
Membanggakan! Bulog Serap 1,3 Juta Ton Beras Dalam Sebulan, Tertinggi Dalam 23 Tahun
-
OTOTEK30/04/2025 12:30 WIB
Bye-bye iPhone Mahal? Apple Rancang Headset XR Murah Meriah Sebagai Pengganti
-
OLAHRAGA30/04/2025 20:00 WIB
The Daddies Resmi Buka Daddies Arena, Sarana Olahraga Modern di BSD
-
NASIONAL30/04/2025 15:45 WIB
Dari Tanjung Morawa, Istana Pastikan Program Prioritas Prabowo-Gibran Tepat Sasaran
-
POLITIK30/04/2025 13:00 WIB
Pengamat: Sufmi Dasco Ahmad Punya Peran Strategis Perkuat Pemerintahan Prabowo
-
EKBIS30/04/2025 16:15 WIB
Bangkit dari Krisis, Konveksi Sinergi ADV Nusantara Raup Rp61 Juta Per Hari