Dipicu Aturan Dagang Usai Brexit, Irlandia Utara Rusuh


Seorang pria membawa bendera Union Jack di Belfast Utara, Irlandia Utara, Minggu (2/9). AP/Peter Morrison

Kawasan Irlandia Utara sudah beberapa hari dilanda kerusuhan akibat polemik penerapan aturan imigrasi dan perdagangan yang diperketat sebagai dampak Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit).

Pemerintah setempat mendesak supaya kerusuhan itu berakhir supaya tidak menimbulkan korban jiwa. Hingga saat ini akibat kerusuhan menyebabkan sejumlah kendaraan dirusak dan dibakar, dan kantor serta aparat kepolisian diserang.

Para penduduk Katolik dan Protestan yang terpisah ‘Tembok Perdamaian’ saling lempar batu, petasan hingga bom molotov. Padahal tembok itu dibuat untuk meredam pertikaian di antara penduduk akibat konflik sektarian.

“Hal ini harus segera berhenti sebelum ada korban luka atau meninggal,” kata Menteri Urusan Luar Negeri Irlandia Utara, Simon Coveney, dalam jumpa pers di Belfast, seperti dilansir Reuters, Kamis (8/4).

Kerusuhan itu terjadi karena kelompok penduduk pro-Inggris di Irlandia Utara merasa frustrasi akibat kebijakan baru dalam hal perdagangan selepas Brexit yang dinilai menyulitkan.

Sejumlah kalangan jauh-jauh hari sudah memperingatkan pemerintah Inggris hal itu bisa terjadi dan kembali memantik pertikaian di wilayah yang diliputi konflik lima dasawarsa lalu, atau dikenal dengan julukan masa ‘The Troubles’.

Irlandia Utara masih diliputi konflik sektarian meski pemerintah Inggris dan pemberontak IRA meneken perjanjian damai 23 tahun lalu.

“Pemandangan seperti ini sudah lama tidak kita saksikan di Irlandia Utara, yaitu pemandangan yang bisa menyeret kami kembali ke masa lalu dan saya pikir kita harus bersama-sama bertindak untuk meredam ketegangan,” ujar Coveney.

Akan tetapi, para politikus di Irlandia Utara dari kelompok yang berseberangan menuduh satu sama lain sebagai pemicu kerusuhan.

Partai Sinn Fein menuduh Partai Uni Demokratik (DUP) yang mendukung Menteri Besar Arlene Foster memicu ketegangan karena menentang aturan baru perdagangan selepas Brexit dengan alasan menghilangkan jati diri mereka sebagai penduduk Inggris.

Sedangkan DUP mengungkit mereka tidak mempermasalahkan para pendukung Sinn Fein yang tidak menerapkan protokol kesehatan dan menggelar upacara pemakaman besar-besaran tahun lalu. Mereka juga menuntut kepala Kepolisian Irlandia Utara segera meletakkan jabatannya.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menyatakan dia sangat prihatin atas kerusuhan di Irlandia Utara yang melukai sejumlah polisi. Menurut Kepala Kepolisian Federasi Irlandia Utara, Mark Lindsay, tujuh anak buahnya terluka dalam kejadian itu.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>