Diduga Banyak Korban Tewas Akibat Erupsi dan Tsunami di Tonga


Buoy Tsunami, Alat Pendeteksi Tsunami Indonesia yang Disebut Humas BNPB Tak Beroperasi Sejak 2012,Dok: BMKG

Seorang diplomat Tonga menuturkan, beberapa pulau terluar negara itu mengalami kerusakan parah akibat erupsi gunung api bawah laut dan tsunami, Selasa (18/1). Bencana tersebut juga dikhawatirkan menewaskan dan melukai banyak orang.

Gambar yang diambil oleh Angkatan Pertahanan Selandia Baru (NZDF) dari pesawat pengintaian menunjukkan seluruh desa hancur di Pulau Mango.

Selain itu, beberapa bangunan hilang di dekat Pulau Atata. Ada juga gambar yang menunjukkan terpal untuk berteduh terpasang di Pulau Mango.

Gambar dari NZDF ini dikonfirmasi oleh Wakil Kepala Misi di Australia, Curtis Tu’ihalangingie.

“Masyarakat panik, orang berlarian dan terluka,” ujar Tu’ihalangingie, dikutip dari Reuters.

“Ada kemungkinan lebih banyak kematian dan kami hanya berdoa bukan itu yang terjadi,” lanjutnya.

“Sangat mengkhawatirkan melihat potensi gelombang melanda Atata dari satu ujung ke ujung lain,” tutur Tu’ihalangingie lagi.

Seorang polisi Tonga mengatakan pada Komisi Tinggi Selandia Baru, jumlah korban tewas diketahui mencapai dua orang. Meski demikian, komunikasi di negara itu masih terputus, menyebabkan angka pasti dari korban tewas masih belum jelas.

Sementara itu, Menteri Australia untuk Pasifik Zed Seselja mengatakan pejabat Tonga berharap bisa mengevakuasi masyarakat yang terisolasi dan berada di lokasi sulit. Rumah di kepulauan Ha’apai dan beberapa kepulauan luar lain hancur karena tsunami.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebelumnya melaporkan tanda bahaya terjadi di Ha’apai, tempat Mango berada.

Menurut informasi Angkatan Laut Tonga kepada badan kemanusiaan PBB (OCHA), gelombang menerpa daerah tersebut dengan ketinggian 5 hingga 10 meter.

Pulau Atata dan Mango berjarak 50 kilometer dan 70 kilometer dari gunung Hunga Tonga-Hunga Ha’apai. Erupsi yang terjadi di gunung tersebut menyebabkan gelombang tsunami di Samudra Pasifik.

Erupsi ini juga terdengar hingga 2.300 kilometer di Selandia Baru. Di sisi lain, pulau Atata dan Mango memiliki 100 dan 50 populasi.

Selain menghancurkan bangunan, abu vulkanik yang timbul akibat erupsi menutupi kepulauan itu.

Sementara itu, Bandara Internasional Fua’amotu, yang merupakan bandara utama negara itu, masih terselamatkan dari tsunami dan erupsi, Sabtu (15/1). Namun, bantuan masih belum bisa dikirimkan karena hujan abu yang terjadi.

Beberapa pejabat Tonga mengatakan pada OCHA, membersihkan landasan terbang membutuhkan waktu berhari-hari, dan paling cepat selesai pada Rabu (19/1).

Selain itu, OCHA menuturkan warga di pesisir barat pulau Tongatapu telah dievakuasi karena ‘kerusakan yang signifikan.’ Beberapa menteri pemerintah juga mengumumkan masyarakat untuk tidak menekan harga terlalu tinggi, mengingat wilayah itu terancam kekurangan pasokan.

Pemerintah Tonga juga direncanakan akan meminta bantuan formal dari negara tetangga, seperti Australia dan Selandia Baru, pada Rabu (19/1). Kedua negara itu memiliki pesawat angkut militer C-130 yang siaga dan membawa suplai darurat.

Tonga merupakan sebuah kerajaan yang memiliki 176 pulau, dengan 36 di antaranya tak dihuni. Tonga sendiri memiliki 104.494 populasi.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>