Dituduh Makar, Seorang Pengacara HAM Ditangkap Pemerintah China


Ilustrasi Penjara, (Foto: Ist)

China menangkap salah satu pengacara pemerhati hak asasi manusia (HAM), Xie Yang, dengan tuduhan makar pada pekan lalu. Namun hingga kini, kabar Xie tak terdengar.

Kepolisian China menyatakan bahwa Xie ditangkap di Kota Changsha, Provinsi Hunan. Menurut kepolisian, tindakan Xi “menimbulkan pertengkaran dan memprovokasi masalah.”

Tuduhan ini kerap digunakan untuk membungkam para pembangkang dan aktivis China. Menanggapi penangkapan itu, istri Xie, Chen Guiqiu, pun geram.

“Saya sangat marah dia ditangkap dengan tuduhan palsu,” kata Chen, sebagaimana dikutip AFP pada Rabu (20/1).

Saat ini, Chen tinggal bersama dua anaknya di Amerika Serikat. Chen mengatakan, rumah mereka di China juga digeledah pihak berwenang.

“Apapun yang bisa dibuka, dibuka atau dirobek, bahkan bantalnya robek,” tutur Chen.

Ia juga mengatakan, dua komputer dan brankasnya raib.

Xie ditangkap usai ia mencoba mengunjungi seorang guru yang merupakan kliennya, Li Tiantian.

Menurut teman-temannya, Li dijebloskan ke rumah sakit jiwa usai mempertanyakan narasi Beijing soal Pembantaian Nanjing 1937 dan menyatakan simpati kepada korban.

Tragedi pembantaian Nanjing 1937 terjadi saat Kekaisaran Jepang menguasai kota Nanjing dan melakukan pembantaian, perkosaan, dan kekerasan lain.

Diperkirakan sekitar 200 ribu-300 ribu penduduk meninggal di tangan tentara Jepang. Namun, beberapa pihak menyebut jumlah itu mungkin lebih banyak. Tragedi sejarah itu merupakan topik yang sangat sensitif di China.

Pada Desember lalu, Xie mengunggah video yang menunjukkan ia tengah membawa poster pembebasan Li.Kini, rekan sesama aktivis turut berkomentar atas penangkapan Xie.

“Xie Yang berpartisipasi di semua isu panas di China. Tindakan dia mungkin membuat pemerintah gerah,” kata salah satu aktivis HAM China, Cheng Xiaofeng.

Biro keamanan publik Changsha menolak berkomentar soal topik itu. Pusat penahanan dan Departemen Propaganda setempat juga tak menjawab telepon AFP.

Sebelumya, Xie juga pernah ditangkap selama hampir dua tahun dalam “Penumpasan 709”, yang merupakan tindakan keras pemerintah terhadap pengacara dan aktivis.

Selain Xie, Pengacara HAM bernama Yang Maodong juga ditangkap dengan tuduhan makar. Ia ditangkap di kota Guangzhou sejak Desember lalu.

Yang Maodong sudah berulang kali keluar masuk penjara karena aktivitas advokasinya.

Sejak dipimpin Xi Jinping, China meningkatkan tindakan kerasnya terhadap masyarakat sipil. Mereka memperketat membungkam dan menahan ratusan aktivis dan pengacara.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>