Connect with us

Berita

Bangladesh Desak PBB untuk Atasi Krisis Rohingya

Published

on

AKTUALITAS.ID – Bangladesh menyerukan upaya bersama dengan badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyelesaikan krisis Rohingya yang berkepanjangan dan menuduh Myanmar menggunakan konflik internal sebagai dalih untuk menunda pemulangan kembali kelompok Muslim tersebut. 

Permintaan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Bangladesh Hasan Mahmud pada Jumat (31/5) dalam empat pertemuan terpisah dengan para pejabat PBB di New York. Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Bangladesh pada Sabtu (1/6), Mahmud menekankan pentingnya inisiatif bersama oleh badan-badan PBB, terutama di wilayah-wilayah yang dilanda konflik di dunia.

Saat ini, sekitar 1,3 juta warga Rohingya tinggal di Bangladesh, mayoritas dari mereka mengungsi akibat tindakan brutal militer di Rakhine, Myanmar pada tahun 2017. Kebanyakan dari mereka ditempatkan di kamp-kamp yang penuh sesak di Cox’s Bazar. Sejak akhir 2020, sekitar 35.000 di antaranya telah direlokasi ke Pulau Bhasan Char.

Dalam pertemuan dengan Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Myanmar, Julie Bishop, Mahmud menegaskan bahwa konflik yang berlangsung di Myanmar bukanlah fenomena baru dan tidak boleh dijadikan alasan untuk menolak repatriasi Rohingya.

“Kamp pengungsi di Bangladesh telah menjadi pusat berbagai kejahatan, termasuk perdagangan manusia, penyelundupan narkoba, dan terorisme akibat penundaan repatriasi,” kata Mahmud saat bertemu dengan Dennis Francis, presiden Majelis Umum PBB saat ini.

Sejak Februari, sekitar 750 anggota polisi dan militer perbatasan Myanmar mengungsi ke Bangladesh. Sebagian besar dari mereka telah dipulangkan kembali, sementara sisanya sedang dalam proses untuk kembali ke Myanmar, ungkap Mahmud dalam pertemuan dengan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi.

“Tidak hanya itu, cabang-cabang kelompok yang berkonflik di Myanmar juga menimbulkan korban jiwa di Bangladesh. Sangat perlu untuk mencegah hal ini terulang kembali,” tambah Mahmud, seperti dikutip Kemenlu Bangladesh.

Seruan Bangladesh ini mencerminkan urgensi dan keprihatinan yang mendalam terhadap situasi Rohingya dan dampaknya terhadap stabilitas dan keamanan di kawasan tersebut. Mahmud menekankan bahwa solusi permanen hanya dapat dicapai melalui kerja sama internasional yang erat dan komitmen bersama untuk mengakhiri penderitaan warga Rohingya.

Dengan situasi yang semakin mendesak, dunia internasional diharapkan dapat memberikan perhatian yang lebih besar dan langkah konkret untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang telah berlangsung bertahun-tahun ini. (YAN KUSUMA/RAFI)

OASE

INFOGRAFIS

WARGANET

Trending