DUNIA
Marah Besar! Palang Merah Internasional Kecam Pembunuhan 8 Petugas Medis di Gaza

AKTUALITAS.ID – Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) menyampaikan kemarahannya yang mendalam atas gugurnya delapan petugas medis saat menjalankan tugas kemanusiaan di Rafah, Gaza selatan. Insiden tragis ini kembali menyoroti betapa rentannya para pekerja kemanusiaan di zona konflik dan pentingnya penghormatan terhadap hukum humaniter internasional.
Tim ambulans yang terdiri dari sembilan orang diserang di al-Hashashin pada 23 Maret, dan jenazah delapan di antaranya baru ditemukan pada Ahad (30/3/2024) setelah sempat terhalang akses selama seminggu. Satu petugas medis lainnya masih belum ditemukan.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan staf mereka ditemukan bersama dengan anggota badan pertahanan sipil Gaza dan seorang karyawan PBB. Meskipun belum ada konfirmasi resmi mengenai pihak yang bertanggung jawab, Hamas menuding Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sebagai pelaku serangan.
Sekretaris Jenderal IFRC, Jagan Chapagain, dengan tegas menyatakan keprihatinannya. “Saya patah hati. Para pekerja ambulans yang berdedikasi ini menanggapi orang-orang yang terluka. Mereka adalah pekerja kemanusiaan,” ujarnya. Beliau menekankan bahwa para petugas medis tersebut mengenakan lambang yang seharusnya melindungi mereka dan ambulans mereka ditandai dengan jelas.
Insiden ini memicu kecaman keras dari berbagai pihak di tingkat internasional. IFRC menegaskan bahwa bahkan dalam konflik yang paling kompleks sekalipun, terdapat aturan yang jelas dalam Hukum Humaniter Internasional yang melindungi warga sipil, pekerja kemanusiaan, dan layanan kesehatan.
Meskipun IDF belum memberikan komentar resmi atas pernyataan IFRC, laporan dari kantor berita AFP menyebutkan militer Israel mengakui telah menembaki ambulans di Gaza selatan pekan lalu, setelah mengidentifikasi mereka sebagai ‘kendaraan mencurigakan’. Namun, pengakuan ini justru menimbulkan pertanyaan lebih lanjut mengenai prosedur dan kehati-hatian yang seharusnya diterapkan dalam operasi militer di wilayah sipil.
Tragedi ini menjadi pengingat yang menyakitkan akan risiko yang dihadapi oleh para pekerja kemanusiaan yang berupaya memberikan bantuan di tengah konflik bersenjata. Kecaman internasional yang menguat diharapkan dapat mendorong pihak-pihak yang terlibat dalam konflik untuk lebih menghormati hukum humaniter internasional dan memastikan perlindungan bagi para petugas medis dan pekerja kemanusiaan lainnya yang menjalankan tugas mulia mereka. (Mun/Yan Kusuma)
-
EKBIS09/06/2025 10:30 WIB
Harga Emas Terjun Bebas, Antam Sentuh Rp 1,9 Juta per Gram
-
RAGAM09/06/2025 12:30 WIB
Luka di Tanah Kaya: Konflik Tambang di Indonesia dan Ketika Nikel Mencabik Raja Ampat
-
EKBIS09/06/2025 09:30 WIB
Harga Beras dan SPHP Masih Melambung Tinggi Hari Ini, 9 Juni 2025
-
NASIONAL09/06/2025 06:00 WIB
Wakil Ketua MPR: Hukum Tegas untuk Pelaku Pertambangan Ilegal di Raja Ampat
-
OASE09/06/2025 05:00 WIB
Begini Perjalanan Roh Seorang Mukmin Saat Jasad Dikuburkan
-
NASIONAL09/06/2025 07:00 WIB
Panas Raja Ampat: Golkar Ungkap Dalang di Balik Kritik Tambang yang Sasar Bahlil
-
POLITIK09/06/2025 09:00 WIB
Terganjal Usia? Pengamat Sebut Jokowi Lebih Masuk Akal Gabung PSI daripada PPP
-
POLITIK09/06/2025 12:00 WIB
Hindari Kericuhan 2029, PKS: RUU Pemilu Wajib Ketok Palu Tahun Ini