Connect with us

DUNIA

Gaza Mencekam: Israel Tewaskan Hampir 50 Warga Palestina dalam Sehari

Aktualitas.id -

Tank dan artileri pasukan penjajah Israel (IDF) dilaporkan menembaki ribuan warga Gaza yang sedang mengantre bantuan pangan di tengah kelaparan di Gaza, Kamis (29/2/2024). [foto: X/@QudsNen]

AKTUALITAS.ID – Jalur Gaza kembali berdarah. Sejak Minggu (15/6/2025) pagi, militer Israel melancarkan serangkaian serangan yang telah menewaskan lebih dari 45 warga Palestina. Yang lebih memilukan, sebagian besar korban dilaporkan tewas saat mereka sedang mengantre untuk mendapatkan bantuan makanan di titik distribusi yang dikelola bersama oleh Israel dan Amerika Serikat (AS), Gaza Humanitarian Foundation (GHF).

Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan sedikitnya 23 warga Palestina tewas di dekat titik distribusi dan truk bantuan. Serangan-serangan ini terjadi di beberapa lokasi, termasuk di dekat Koridor Netzarim di Gaza tengah, di Rafah di selatan, dan di dekat jalur masuk bantuan di al-Sudaniya di barat laut.

Mohammad al-Mughayyir, pejabat badan pertahanan sipil Gaza, mengungkapkan kepada AFP bahwa Rumah Sakit al-Awda di Gaza tengah menerima delapan jenazah dan 125 orang terluka setelah pesawat nirawak Israel menargetkan kerumunan orang yang berkumpul di dekat pusat distribusi bantuan di Koridor Netzarim.

Insiden tragis ini menambah panjang daftar korban di Gaza. Sejak distribusi bantuan oleh GHF dimulai, setidaknya 300 warga Palestina telah tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan pasukan Israel saat mereka berkumpul di titik distribusi bantuan. Perlu dicatat, distribusi bantuan oleh GHF ini dikawal oleh kontraktor militer swasta AS dan diawasi oleh pasukan penjajah Israel.

James Elder, juru bicara UNICEF, menggambarkan situasi di Gaza saat ini sebagai “suram, mengerikan, dan tanpa harapan.” Ia menekankan pengungsian dan kelaparan merajalela di kalangan warga sipil. “Orang-orang Gaza hidup melalui malam-malam yang keras di bawah pemboman, dan mereka menghabiskan hari-hari mereka untuk melarikan diri dari rasa lapar dan ledakan,” ungkap Elder, seperti dilansir Middle East Eye, Minggu (15/6/2025).

Elder juga mengkritik GHF, menyebutnya “bersifat militer”, terutama dengan titik distribusinya yang terbatas di selatan Gaza. “Sistem ini memakan korban setiap hari, dengan anak-anak terbunuh hanya karena mereka mencoba mendapatkan sekotak makanan,” sesalnya.

Menurut Elder, sistem distribusi GHF “sengaja dirancang” untuk mendorong penduduk dari utara ke selatan Jalur Gaza, yang mengancam akan merusak sistem distribusi bantuan yang sudah ada sebelumnya. Ia juga menegaskan bahwa “bantuan kemanusiaan mungkin hanya berjumlah 10 persen dari apa yang sebenarnya dibutuhkan orang. Jauh lebih banyak bom dan roket yang memasuki Gaza daripada makanan.”

Tragedi ini menyoroti krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza, di mana warga sipil, termasuk anak-anak, menjadi korban langsung dari konflik yang tak berkesudahan ini. (Mun)

TRENDING