Connect with us

EKBIS

Rupiah Menguat Usai Polemik RUU Pilkada Mereda

Aktualitas.id -

Ilustrasi - Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dollar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta. (Dok: Antara)

AKTUALITAS.ID – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan signifikan pada perdagangan Senin pagi (26/8/2024), di tengah meredanya polemik terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Rupiah tercatat melesat 182 poin atau 1,17 persen, menjadi Rp15.310 per dolar AS, setelah sebelumnya berada di posisi Rp15.492 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menjelaskan bahwa penguatan ini dipicu oleh ketenangan politik yang kembali terjaga setelah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membatalkan revisi Undang-Undang Pilkada yang sempat menuai kontroversi. 

“Ketegangan politik yang mereda ini memberikan sentimen positif bagi pasar keuangan. Rupiah menguat, diikuti dengan peningkatan kinerja aset-aset keuangan seperti saham dan obligasi,” ungkap Josua saat dihubungi di Jakarta, Senin (26/8/2024).

Pada pekan lalu, kondisi politik dalam negeri yang memanas akibat meluasnya aksi protes membuat rupiah dan pasar saham domestik tertekan. Namun, sentimen positif mulai kembali pada perdagangan Senin ini, di mana rata-rata volume perdagangan obligasi pemerintah melonjak hingga Rp27,48 triliun, lebih tinggi dari pekan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp19,82 triliun.

Kepemilikan asing dalam obligasi pemerintah Indonesia juga meningkat tajam, dengan nilai mencapai Rp831 triliun atau 14,45 persen dari total yang beredar pada 22 Agustus 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar Rp9,59 triliun dalam satu pekan terakhir.

Dari sisi eksternal, pelemahan indeks dolar AS turut menjadi faktor penguatan rupiah. Dolar AS merosot ke level terendah sejak Juli 2023 setelah pernyataan mengejutkan dari Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, dalam Simposium Jackson Hole pada Jumat lalu. Powell mengisyaratkan bahwa The Fed akan segera memulai pemotongan suku bunga Fed Funds Rate (FFR), yang memicu pelemahan dolar AS secara global.

“Pernyataan Powell memberikan sinyal eksplisit mengenai arah kebijakan moneter The Fed ke depan, yang berdampak pada pelemahan dolar AS,” kata Josua.

Selain itu, bank sentral dari negara-negara besar lainnya seperti Bank of England (BoE) dan Bank of Japan (BoJ) memberikan sinyal yang berbeda dari The Fed. Gubernur BoE, Andrew Bailey, menegaskan bahwa masih terlalu dini untuk menyatakan kemenangan terhadap inflasi, sedangkan Gubernur BoJ, Kazuo Ueda, menyatakan bahwa BoJ akan menaikkan suku bunga jika kondisi ekonomi terus membaik. Akibatnya, sterling dan yen Jepang masing-masing terapresiasi sebesar 0,94 persen dan 1,31 persen.

Josua Pardede memproyeksikan bahwa rupiah akan bergerak di rentang Rp15.375 hingga Rp15.500 per dolar AS dalam beberapa hari ke depan, seiring dengan stabilnya kondisi politik dalam negeri dan pelemahan dolar AS secara global. (KAISAR/RAFI)

TRENDING

Exit mobile version