EKBIS
Tarif Trump Meninggi, Ekonom Serukan Indonesia Perluas Ekspor dan Redefinisi Arah Dagang Global
AKTUALITAS.ID – Kebijakan tarif impor yang kembali diwacanakan oleh Presiden AS, Donald Trump, ditambah tekanan penguatan dolar AS dan ketidakpastian ekonomi global, menjadi tantangan serius bagi Indonesia. Para ekonom mendorong pemerintah untuk mengambil langkah strategis, termasuk negosiasi intensif dengan Amerika Serikat dan diversifikasi pasar ekspor, guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik.
Senior Chief Economist PT Samuel Sekuritas Indonesia, Fitra Faisal, menyebut tarif impor AS sebagai faktor subjektif yang perlu dikelola dengan cermat. Menurutnya, salah satu cara menekan potensi tarif tinggi adalah dengan mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia dengan AS.
“Tarif adalah subjektif, sehingga untuk menekan tarif, kita perlu menekan defisit,” katanya dalam diskusi bertajuk “Turmoil & Opportunity: Strategic Investment Discussion During Uncertainty” di Jakarta, Kamis (22/5/2025).
Lebih lanjut, Fitra menekankan pentingnya membuka ruang negosiasi yang efektif. Indonesia, menurutnya, memiliki posisi tawar karena AS juga membutuhkan pasar Indonesia dan Indonesia masih mengimpor sejumlah komoditas vital dari AS.
“Kita perlu melakukan tawar-menawar, bernegosiasi dengan benar. Kita perlu membeli banyak produk, peralatan pertahanan, kedelai, gandum, dan sebagainya,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa tarif impor ideal seharusnya berada di kisaran 10 persen, jauh di bawah tarif tinggi yang kini mengancam beberapa sektor seperti tekstil (20-37 persen).
Tekanan Dolar & Alutsista Jadi Kunci Lobi
Sementara itu, Chief Economist Trimegah Securities, Fakhrul Fulvan, menyoroti tekanan berkelanjutan dari penguatan dolar AS. “Kita dalam tekanan dolar AS. Negara barat juga berasumsi bahwa dolar AS lebih kuat,” imbuhnya, menjelaskan dominasi dolar dalam transaksi internasional.
Fakhrul memberikan saran negosiasi yang spesifik, yaitu terkait pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Ia mengkritik pembelian alutsista dari Prancis yang dinilai lebih mahal ketimbang dari AS.
“Peralatan pertahanan Prancis terlalu mahal. Secara rasional seharusnya mengalokasikan (pembelian) peralatan pertahanan kita dari Prancis ke AS,” jelasnya. Langkah ini, menurutnya, bisa menjadi “pemanis” dalam negosiasi dagang dengan Washington.
Menavigasi Ketidakpastian Global
Managing Director PT Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su, memberikan gambaran suram mengenai ekonomi global. Ia mencatat perlambatan pertumbuhan PDB global dari 3,2 persen pada 2024 menjadi proyeksi 2,6 persen tahun ini, angka yang bahkan lebih rendah dari prediksi awal. Perekonomian Tiongkok, salah satu mitra dagang utama Indonesia, juga melambat.
“Melihat hal tersebut, saat ini sedang terjadi ketidakpastian ekonomi global. Maka dari itu, Indonesia harus berupaya mencari jalan keluar agar ekonomi terus alami pertumbuhan,” tegas Harry.
Solusinya, kata Harry, adalah Indonesia harus meningkatkan daya saing untuk menarik investasi dan, yang terpenting, tidak lagi terlalu bergantung pada pasar AS. “Indonesia harus memiliki daya saing agar negara-negara di dunia berminat untuk berinvestasi. Indonesia akan menjadi pasar baru,” pungkasnya.
Secara keseluruhan, para ekonom sepakat bahwa Indonesia memerlukan strategi proaktif dan multi-cabang – diplomasi perdagangan yang cerdas, penguatan daya saing domestik, dan ekspansi pasar yang agresif – untuk menavigasi turbulensi ekonomi global dan kebijakan proteksionisme AS. (Yan Kusuma)
-
RIAU29/12/2025 17:30 WIBKapolda Riau dan Danrem Wira Bima Dorong Penyelesaian TNTN Berbasis Kolaborasi dan Pendekatan Humanis
-
NASIONAL29/12/2025 23:00 WIBProyeksi Produksi Tahun Depan Meningkat, Pemerintah Optimalkan Serapan Beras Awal Tahun 2026
-
EKBIS29/12/2025 21:30 WIBMentan: Stok Beras 3,39 Juta Ton, Bidik Swasembada Gula 2026
-
DUNIA29/12/2025 17:00 WIB13 Tewas dan 98 Terluka Akibat Inseden Kereta Anjlok di Meksiko
-
OLAHRAGA29/12/2025 18:30 WIBAljazair Memastikan Lolos ke 16 Besar Piala Afrika 2025
-
JABODETABEK29/12/2025 19:00 WIBTMII Menargetkan Kenaikan Pengunjung Saat Libur Nataru
-
EKBIS29/12/2025 19:30 WIBJelang Penutupan Akhir Tahun, IHSG Ditutup Menguat
-
NASIONAL29/12/2025 21:00 WIB436 SPPG Lakukan “Groundbreaking” Secara Serentak