EKBIS
Rupiah Melemah ke Rp16.300/USD, Waspadai Gejolak Geopolitik & Kebijakan Bank Sentral

AKTUALITAS.ID – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) melemah pada pembukaan perdagangan Selasa, (17/6/2025), menyentuh Rp16.300/USD setelah sempat menguat sehari sebelumnya. Pelemahan ini dipicu oleh eskalasi konflik Iran-Israel dan kekhawatiran pasar jelang pertemuan bank sentral global.
DATA KURS RUPIAH & FAKTOR PENGARUH:
Indikator | Level Terkini | Perubahan | Pengaruh |
---|---|---|---|
Rupiah (Bloomberg) | Rp16.300,5/USD | -35,5 poin (-0,22%) | Pelemahan |
Rupiah (Yahoo Finance) | Rp16.291/USD | -31 poin | Volatilitas |
Proyeksi Ahli | Rp16.220-Rp16.270/USD | Fluktuatif | Risiko geopolitik |
Harga Minyak Mentah | $71/barel | Koreksi dari $77 | Stabilitas pasokan |
Utang Luar Negeri (ULN) | $431,55 miliar | Naik $800 juta | Tekanan fiskal |
Menurut data Bloomberg per pukul 09.12 WIB, rupiah berada di level Rp16.300,5 per USD, melemah 35,5 poin atau 0,22 persen dari posisi penutupan sebelumnya di Rp16.265 per USD. Situasi serupa juga terlihat pada data Yahoo Finance yang mencatat rupiah di level Rp16.291 per USD, turun dari Rp16.260 per USD kemarin.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, memprediksi rupiah akan bergerak fluktuatif sepanjang hari dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.220-Rp16.270 per USD.
Ibrahim menyoroti eskalasi konflik antara Israel dan Iran sebagai faktor utama pelemahan rupiah. Serangan rudal yang dilaporkan menghantam Tel Aviv dan Haifa pada Senin telah memicu kekhawatiran global akan meluasnya pertempuran, sebuah isu yang kemungkinan besar akan menjadi pembahasan utama dalam pertemuan G7 pekan ini.
Kondisi ini turut membangkitkan kekhawatiran akan gangguan di Selat Hormuz, jalur pelayaran vital yang menjadi arteri bagi sekitar seperlima konsumsi minyak dunia.
Selain faktor geopolitik, pasar juga akan mencermati serangkaian pertemuan bank sentral pekan ini, termasuk Bank Jepang, Federal Reserve (The Fed), Bank of England, Bank Nasional Swiss, dan Bank Rakyat China. Kebijakan suku bunga dari bank-bank sentral ini akan sangat memengaruhi sentimen pasar global.
Dari dalam negeri, meskipun Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia kembali mencatatkan kenaikan pada April 2025 menjadi USD431,55 miliar, pemerintah menegaskan komitmennya untuk mengelola ULN secara hati-hati dan akuntabel demi mendukung belanja prioritas. (Yan Kusuma/Mun)
-
FOTO16/06/2025 22:46 WIB
FOTO: Kualitas Udara Jakarta Menunjukkan Kondisi Tidak Sehat
-
FOTO16/06/2025 22:24 WIB
FOTO: PDI-P Desak Respons Strategis Pemerintah Hadapi Krisis Dunia
-
DUNIA17/06/2025 10:15 WIB
Trump Tantang Iran: “Mereka Tak Akan Menang Lawan Israel, Lebih Baik Segera Berdamai
-
POLITIK16/06/2025 23:00 WIB
PDIP Siap Tulis Ulang Sejarah Versi Sendiri, Tanggapi Langkah Fadli Zon soal Mei 1998
-
NASIONAL17/06/2025 04:30 WIB
BP Taskin dan BGN Bersatu Bangun 1.000 “Dapur Sehat” di Pelosok Negeri
-
OLAHRAGA16/06/2025 20:00 WIB
George Russell Menang Gemilang di GP Kanada 2025, Mercedes Bangkit!
-
JABODETABEK16/06/2025 22:30 WIB
Jakut Siapkan Lokasi “Car Free Night”, Yos Sudarso Jadi Salah Satu Kandidat
-
DUNIA16/06/2025 21:31 WIB
Protes Ancaman Trump, Ratusan Demonstran Padati Calgary Jelang KTT G7