EKBIS
Negosiasi Gencatan Senjata Gaza Mandek, Israel Tolak Tarik Pasukan dari Palestina
AKTUALITAS.ID – Negosiasi gencatan senjata di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas mengalami kebuntuan akibat ketidaksepakatan terkait penarikan pasukan Israel dari wilayah Palestina. Hamas menuntut agar tentara Israel ditarik sesuai kesepakatan gencatan senjata, namun Israel menolak permintaan tersebut.
Sumber yang mengikuti perundingan di Doha, Qatar, sejak Minggu (6/7/2025) menjelaskan proses negosiasi terhambat karena Israel bersikeras mempertahankan kehadiran militernya di lebih dari 40 persen wilayah Palestina. Sikap ini dianggap sebagai penghalang utama tercapainya kesepakatan damai.
“Israel justru menyerahkan peta yang menunjukkan penempatan kembali pasukan, bukan penarikan sebagaimana diminta,” kata sumber tersebut, seperti dilaporkan AFP pada Sabtu (12/7/2025). Rencana Israel ini memaksa ratusan ribu warga Palestina mengungsi ke wilayah kecil di dekat kota Rafah yang berbatasan dengan Mesir.
Sumber dari pihak Palestina bahkan menuduh delegasi Israel tidak memiliki kewenangan yang cukup dan sengaja menghambat proses perjanjian untuk melanjutkan agresi militer. Dalam situasi ini, mediator telah meminta kedua pihak menunda pembicaraan sementara menunggu kedatangan utusan khusus Presiden AS, Steve Witkoff, ke Doha.
Delegasi Hamas menolak peta yang diajukan Israel karena dianggap melegitimasi pendudukan kembali sekitar setengah wilayah Jalur Gaza dan menjadikan Gaza sebagai zona terisolasi tanpa kebebasan bergerak.
Negosiasi gencatan senjata yang berlangsung sejak agresi militer Israel pada 7 Oktober 2023 ini dihadiri oleh delegasi dari kedua belah pihak. Kedua pihak menyatakan bahwa 10 sandera yang masih ditawan akan dibebaskan jika kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari berhasil diraih.
Pejabat senior Israel menyebut kemungkinan kesepakatan tercapai dalam satu minggu ke depan, namun memperingatkan jika Hamas menolak, operasi militer akan tetap dilanjutkan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa agresi militer akan berlanjut sampai Hamas benar-benar hancur.
Konflik ini telah menewaskan lebih dari 57 ribu orang, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan, menimbulkan krisis kemanusiaan yang serius di wilayah tersebut.
Perkembangan negosiasi ini terus menjadi perhatian dunia internasional, mengingat urgensi penghentian kekerasan dan perlindungan bagi warga sipil di Gaza. (Mun)
-
POLITIK28/10/2025 19:00 WIBKPP-DEM Gelar Diskusi Media Bahas Digitalisasi Pemilu Bareng KPU, Bawaslu dan Kemkomdigi
-
FOTO29/10/2025 05:13 WIBFOTO: Aksi Peduli Biruni Foundation di Hari Sumpah Pemuda
-
NASIONAL28/10/2025 18:00 WIBLBP, Berpeluang Dipanggil KPK dalam Kasus Whoosh
-
OLAHRAGA28/10/2025 19:30 WIBPengamat: Kembalinya Shin Tae-yong Bukan Solusi, Justru Bisa Jadi Masalah
-
NUSANTARA28/10/2025 16:00 WIBIntesitas Hujan Masih Tinggi, Banjir Kembali Genangi Kota Semarang
-
NASIONAL28/10/2025 20:01 WIBDukung Prajurit, Kemen PU Serahkan Aset Rp2,29 T ke Kemenhan
-
EKBIS29/10/2025 10:30 WIBKurs Rupiah Hari Ini 29 Oktober 2025 Tertekan, Dolar AS Menguat Jelang FOMC
-
POLITIK29/10/2025 12:00 WIBBawaslu Minta KPU dan Pemerintah Segera Atur Penggunaan AI di Pemilu

















