Connect with us

EKBIS

Harga Emas Antam (ANTM) Sabtu 16 Agustus 2025 Anjlok Rp13.000, Buyback Turun ke Rp1.742.000

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Dok: aktualitas.id

AKTUALITAS.ID – Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam/ANTM) pada Sabtu (16/8/2025) mengalami penurunan sebesar Rp13.000 menjadi Rp1.896.000 per gram. Penurunan ini terjadi setelah sehari sebelumnya, Jumat (15/8/2025), harga emas Antam anjlok lebih dalam sebesar Rp24.000 ke level Rp1.909.000 per gram.

Menurut data dari laman resmi Logam Mulia, harga emas Antam sempat mengalami lonjakan signifikan pada Kamis (14/8/2025) sebesar Rp16.000 ke level Rp1.933.000 per gram. Meski demikian, tren harga masih jauh dari rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) yang tercapai pada 22 April 2025 di level Rp2.039.000 per gram.

Sementara itu, harga beli kembali (buyback) emas batangan Antam juga mengalami penurunan Rp13.000 menjadi Rp1.742.000 per gram. Transaksi penjualan emas ke Antam dikenakan potongan pajak sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 34/PMK.10/2017.

“Untuk penjualan di atas Rp10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5% bagi pemegang NPWP dan 3% bagi non-NPWP. Pajak akan dipotong langsung dari nilai buyback,” ujar Kepala Divisi Logam Mulia Antam.

Sementara itu, pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,45% untuk NPWP dan 0,9% untuk non-NPWP. Setiap pembelian disertai bukti potong pajak.

Berikut daftar harga lengkap emas batangan Antam per Sabtu (16/8/2025):

Harga Emas Batangan Antam (16/8/2025)

Berat EmasHarga (Rp)
0,5 gram998.000
1 gram1.896.000
2 gram3.732.000
3 gram5.573.000
5 gram9.255.000
10 gram18.455.000
25 gram46.012.000
50 gram91.945.000
100 gram183.812.000
250 gram459.265.000
500 gram918.320.000
1.000 gram1.836.600.000

Catatan:

Harga dapat berubah sewaktu-waktu

Pajak pembelian: 0,45% (NPWP) / 0,9% (non-NPWP)

Pajak penjualan (buyback): 1,5% (NPWP) / 3% (non-NPWP) untuk transaksi > Rp10 juta

Meski mengalami penurunan, harga emas Antam masih menarik bagi investor sebagai instrumen safe haven. Pasar global dan faktor ekonomi domestik terus menjadi penentu pergerakan harga logam mulia. (Yoke Firmansyah/Mun)

TRENDING