Connect with us

NASIONAL

Eddy Soeparno Tegaskan Kesiapan Indonesia Pimpin Aksi Iklim Asia di COP30

Aktualitas.id -

Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno, Dok: aktualitas.id

AKTUALITAS.ID – Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menegaskan kesiapan Indonesia dalam memimpin aksi iklim Asia melalui transisi energi bersih, tata kelola karbon yang transparan, dan investasi berkelanjutan. Pernyataan ini disampaikan saat ia menjadi pembicara utama di Asia Climate Solutions Pavilion, forum yang digelar Swaniti Initiative di sela Conference of the Parties (COP30) UNFCCC, Sabtu (15/11/2025).

“Indonesia berada di posisi strategis untuk menjadi pusat solusi iklim global. Kita memiliki kekayaan sumber daya alam—hutan, gambut, dan mangrove – yang mampu menyerap miliaran ton CO₂. Jika dikelola dengan baik, potensi ini dapat menjadi fondasi ekonomi karbon yang berkeadilan,” ujar Eddy.

Ia menambahkan, visi Presiden Prabowo Subianto menempatkan transisi energi sebagai inti strategi pembangunan nasional, dengan target penggunaan 100 persen energi terbarukan dalam satu dekade dan mencapai net-zero emission pada 2050 tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi.

Dalam forum tersebut, Eddy menyoroti Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, yang akan menambah 53 gigawatt kapasitas energi terbarukan, mulai dari surya, hidro, panas bumi, angin hingga penyimpanan baterai. Implementasi RUPTL hijau diproyeksikan menciptakan lebih dari 1,7 juta lapangan kerja hijau dan menyumbang hingga 0,7 persen pertumbuhan PDB per tahun.

Selain itu, Eddy menekankan pentingnya tata kelola karbon melalui Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2025 tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK), yang menjadi payung kebijakan untuk menyatukan pengelolaan karbon nasional dan mendorong kepastian investasi.

“MPR berkomitmen memastikan seluruh legislasi terkait energi dan iklim selaras dengan RPJMN dan visi Net Zero 2060. Sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil harus berjalan inklusif dan transparan,” tambahnya.

Eddy juga menegaskan peran Indonesia di pasar karbon global melalui pengakuan standar internasional seperti Gold Standard, Verra, Plan Vivo, dan GCC, serta memperkuat kerja sama energi di kawasan ASEAN melalui integrasi ASEAN Power Grid dan kolaborasi investasi hijau.

Di akhir paparannya, Eddy menegaskan langkah konkret Indonesia dalam 18 bulan ke depan, termasuk mempercepat elektrifikasi nasional dan memperluas peluang ekonomi rendah karbon, sebagai bukti kepemimpinan nyata Indonesia di panggung iklim dunia. (Mun)

TRENDING

Exit mobile version