Connect with us

Oase

Panduan Pemberian Nama Anak dalam Islam, Gabungan Nilai Religi dan Budaya

Published

on

Ilustrasi. Kehamilan (pexel)

AKTUALITAS.ID – Pemberian nama anak merupakan salah satu momen penting dalam kehidupan setiap orang tua. Dalam Islam, pemilihan nama bukan hanya sekadar tradisi atau formalitas, melainkan juga bagian dari doa dan harapan yang akan menyertai anak sepanjang hidupnya. Rasulullah ﷺ telah memberikan beberapa pedoman yang dapat dijadikan acuan bagi umat Islam dalam memilih nama yang baik.

1. Pentingnya Memberi Nama yang Bermakna Baik

Islam menganjurkan agar orang tua memberikan nama yang bermakna baik, karena nama bukan sekadar identitas, melainkan juga bagian dari karakter dan kepribadian anak di masa depan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama-nama ayah kalian, maka perbaikilah nama-nama kalian.”

Hal ini menunjukkan bahwa nama tidak hanya penting di dunia, tetapi juga akan disebutkan pada hari kiamat. Oleh karena itu, orang tua dianjurkan untuk memilih nama yang baik sebagai wujud doa.

2. Nama yang Mengandung Doa dan Harapan

Rasulullah ﷺ juga sangat menyukai nama-nama yang mengandung doa dan harapan baik. Nama-nama seperti Abdullah (hamba Allah) dan Abdurrahman (hamba Yang Maha Pengasih) adalah contoh nama yang disukai oleh Allah, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim:

“Sesungguhnya nama-nama yang paling dicintai oleh Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.”

Nama-nama yang memiliki keterkaitan dengan sifat-sifat Allah atau makna yang baik dan penuh berkah sangat dianjurkan.

3. Larangan Memberi Nama dengan Makna Negatif

Islam melarang pemberian nama yang mengandung makna buruk atau berkonotasi negatif. Rasulullah ﷺ bahkan pernah mengganti nama sahabat yang memiliki arti yang tidak baik. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, seorang sahabat bernama Hazn (kesedihan) diubah namanya menjadi Sahl (kemudahan) oleh Rasulullah ﷺ.

Nama yang bermakna negatif dapat memengaruhi psikologis anak dan dapat membawa pengaruh yang tidak baik dalam kehidupannya. Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa nama yang dipilih tidak memiliki konotasi buruk.

4. Memilih Nama yang Sesuai dengan Budaya Selama Tidak Bertentangan dengan Syariat

Islam tidak melarang penggunaan nama-nama dari budaya lokal selama maknanya baik dan tidak bertentangan dengan syariat. Sebagai contoh, nama dari budaya Jawa seperti Bebingah Sang Tansahayu, yang berarti “kebahagiaan dan kecantikan yang membawa kebaikan,” merupakan contoh nama yang sesuai dengan anjuran Islam karena mengandung makna positif.

Penggabungan antara nilai budaya lokal dan panduan agama dalam pemilihan nama menunjukkan bahwa Islam memberikan ruang fleksibilitas, asalkan tidak ada unsur yang bertentangan dengan ajaran agama.

Kesimpulan

Memberikan nama anak dalam Islam tidak hanya sekadar memberi identitas, tetapi juga sebagai bentuk doa dan harapan baik. Islam menganjurkan pemberian nama yang bermakna positif, baik dari bahasa Arab maupun budaya lokal, selama tidak mengandung unsur negatif. Nama seperti Bebingah Sang Tansahayu bisa menjadi pilihan yang indah, menggabungkan nilai-nilai agama dan budaya, serta menjadi doa kebaikan sepanjang hidup anak.

Dengan memperhatikan panduan ini, orang tua dapat memilih nama yang terbaik untuk anak mereka, membawa keberkahan di dunia dan akhirat. (YAN KUSUMA/RAFI)

Continue Reading

OASE

INFOGRAFIS

WARGANET

Trending