OASE
Menelusuri Jejak Perjalanan Haji di Masa Nabi Muhammad SAW

AKTUALITAS.ID – Haji, sebagai salah satu rukun Islam, merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu. Dalam sejarah Islam, ibadah haji pada masa Nabi Muhammad SAW tidak hanya menjadi ritual spiritual, tetapi juga memiliki dimensi sosial yang mendalam. Namun, bagaimana sebenarnya pelaksanaan dan biaya haji pada abad ke-7, di masa Rasulullah SAW?
Perjalanan Haji di Masa Nabi: Tantangan dan Pengorbanan
Berbeda dengan masa kini yang menyediakan fasilitas modern, pelaksanaan haji di masa Nabi SAW menghadirkan tantangan tersendiri. Tidak ada sistem biaya terstandarisasi. Biaya yang dikeluarkan sangat bergantung pada jarak, moda transportasi, serta kebutuhan logistik jamaah.
Masyarakat Mekah, yang tinggal di sekitar Ka’bah, tentu bisa melaksanakan haji dengan biaya yang minim. Namun, bagi jamaah dari luar Mekah, perjalanan panjang melintasi gurun tandus memerlukan pengorbanan besar.
1. Transportasi: Mengandalkan Unta sebagai “Kendaraan Utama”
Unta menjadi alat transportasi andalan para jamaah haji. Namun, memiliki atau menyewa unta bukanlah hal murah. Selain biaya sewa, unta juga membutuhkan perawatan, makanan, dan waktu istirahat. Bagi jamaah dari wilayah jauh, biaya transportasi ini menjadi pengeluaran terbesar.
2. Bekal Makanan dan Minuman
Perjalanan panjang mengharuskan jamaah membawa bekal makanan dan air secukupnya. Tidak ada fasilitas modern seperti restoran atau tempat istirahat. Bekal yang dibawa sangat menentukan kenyamanan perjalanan. Jamaah yang kurang mampu sering mengandalkan kemurahan hati sesama jamaah atau penduduk setempat.
3. Kebutuhan Logistik Lainnya
Selain transportasi dan makanan, jamaah juga membutuhkan perlengkapan dasar seperti pakaian ihram, tenda, dan barang pribadi. Orang-orang kaya mungkin membawa kafilah besar dengan perlengkapan mewah, sementara jamaah miskin hanya membawa bekal seadanya.
Haji: Lebih dari Sekadar Biaya
Rasulullah SAW mencontohkan bahwa esensi haji adalah kesederhanaan dan pengabdian kepada Allah. Dalam pelaksanaan haji, beliau menekankan persamaan di hadapan Allah. Para jamaah, tanpa memandang status sosial, mengenakan pakaian ihram yang sama, melaksanakan ritual yang sama, dan berdiri bersama di Padang Arafah, mencerminkan kesatuan umat.
Dalam khutbah Haji Wada’, Nabi SAW mengingatkan pentingnya kesetaraan dan keikhlasan dalam beribadah. Haji bukanlah ajang untuk pamer kekayaan, melainkan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menghapus dosa.
Pelajaran Haji dari Masa Nabi untuk Masa Kini
Meski biaya haji di era modern semakin kompleks, semangat yang diajarkan Nabi SAW tetap relevan. Ibadah ini mengajarkan bahwa yang utama bukanlah besarnya biaya, tetapi niat, pengorbanan, dan keikhlasan.
Kesederhanaan, kebersamaan, dan penghambaan kepada Allah adalah nilai-nilai abadi yang harus terus dijaga. Pada akhirnya, haji bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual menuju pengampunan dan keridhaan-Nya.
Kesimpulan:
Haji di masa Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita arti sebenarnya dari ibadah ini: kesederhanaan, kesetaraan, dan pengorbanan. Semangat ini harus terus menjadi pedoman, meskipun kini haji telah berkembang dengan fasilitas modern. Esensinya tetap sama, yaitu memenuhi panggilan Allah dengan hati yang ikhlas. (YAN KUSUMA/RIHADIN)
-
MULTIMEDIA11/03/2025
FOTO: Indahnya Toleransi, Vihara ini Sediakan Takjil bagi Umat Muslim
-
MULTIMEDIA11/03/2025
FOTO: Raker Komisi I DPR Bahas RUU TNI
-
MULTIMEDIA11/03/2025
FOTO: Puan Maharani Terima Kunjungan Kehormatan Sekjen PKV To Lam
-
JABODETABEK12/03/2025
Pemkot Jaktim Kerja Cepat, 500 Personel Dikerahkan Bersihkan Sisa Banjir
-
NASIONAL12/03/2025
Prabowo Umumkan THR ASN, PPPK, TNI-Polri, Hakim, dan Pensiunan Cair 17 Maret 2025
-
MULTIMEDIA11/03/2025
FOTO: Pertemuan Ketua MPR dengan Sekjen Partai Komunis Vietnam
-
NASIONAL11/03/2025
Menaker Yassierli Siap Perjuangkan THR Eks Karyawan Sritex sebelum Lebaran
-
MULTIMEDIA12/03/2025
FOTO: Masjid Segitiga Karya Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil