Connect with us

OASE

Panduan Ibadah Haji dan Umrah bagi Wanita Haid dan Nifas

Aktualitas.id -

Ilustrasi. Seorang wanita muslimah ketika menunaikan ibadah haji. (ist)

AKTUALITAS.ID – Imam an-Nawawi dalam kitabnya menyampaikan bahwa terdapat kesepakatan di kalangan para ulama mengenai sahnya wanita yang sedang haid atau nifas untuk memulai ihram. Beliau menegaskan pentingnya mandi sebelum berihram, baik untuk wanita haid maupun nifas, berdasarkan sunnah Rasulullah SAW.

Dalam hadis panjang dari Jabir bin Abdullah tentang kisah haji Rasulullah SAW, disebutkan bahwa ketika rombongan tiba di Dzulhulaifah, Asma binti Umais melahirkan anaknya, Muhammad bin Abi Bakar. Ia kemudian mengirim seseorang untuk bertanya kepada Rasulullah SAW tentang apa yang harus dilakukannya. Rasulullah SAW menjawab, “Mandi, tutuplah tempat keluarnya nifas dengan kain, lalu berihramlah.” (HR. Muslim).

Wanita haid juga diperlakukan sama seperti wanita nifas. Dalam hadis riwayat Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda, “Wanita haid dan nifas, jika mendatangi miqat, hendaklah mereka mandi, berihram, dan melaksanakan seluruh manasik kecuali tawaf di Baitullah.” (HR. Abu Dawud).

Niat dan Amalan Haji

Setelah mandi besar, wanita haid atau nifas dapat mengerjakan ihram untuk haji dan umrah secara bersamaan (haji qiran) dengan niat:

“Aku memenuhi panggilan-Mu untuk melakukan umrah dan haji bersama.”

Selanjutnya, amalan-amalan haji seperti mabit di Mina, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, lempar jumrah, menyembelih hewan, hingga tahallul awal dapat dikerjakan. Namun, jika masih dalam keadaan haid, tawaf ifadah harus ditunda hingga suci.

Jika berihram dengan haji ifrad atau qiran dan tiba di Makkah dalam keadaan haid atau nifas, wanita tersebut tidak perlu melakukan tawaf qudum. Para jumhur ulama berpendapat bahwa tawaf qudum bersifat sunnah, sehingga dapat gugur apabila ada halangan.

Kesimpulan

Panduan ini menegaskan bahwa wanita haid atau nifas tetap dapat menjalankan ibadah haji atau umrah sesuai ketentuan. Dengan mengikuti petunjuk Rasulullah SAW, mereka dapat melaksanakan seluruh rangkaian manasik kecuali tawaf hingga suci. Hal ini menunjukkan keindahan Islam dalam memberikan kemudahan bagi umatnya, termasuk dalam ibadah yang mulia seperti haji. (KAISAR/RIHADIN)

TRENDING