Connect with us

OASE

Menyambut Ramadhan dengan Hati Lapang, Momentum Perubahan Diri

Aktualitas.id -

Ilustrasi. Bulan Ramadhan. (Freepik)

AKTUALITAS.ID – Umat Islam di seluruh dunia kini tengah memasuki fase tarhib Ramadhan, yakni menyambut bulan suci dengan penuh kebahagiaan dan persiapan yang matang. Tarhib, yang berasal dari kata rahhaba, yurahhibu, tarhiiban, berarti ‘melapangkan dada’ dan ‘menyambut dengan mesra serta senang hati’. Rasulullah SAW sendiri telah memberikan teladan dengan menyambut Ramadhan sejak dua bulan sebelumnya.

Diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA, Nabi Muhammad SAW selalu berdoa ketika memasuki bulan Rajab:

“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah umur kami di bulan Ramadhan.” (HR Ahmad dan Ath Thabrani).

Doa ini bukan sekadar ucapan, tetapi juga bentuk persiapan mental, spiritual, dan intelektual (tahyi’ah nafsiyah, tahyi’ah ruhiyah, tahyi’ah fikriyah). Tanpa persiapan yang baik, puasa Ramadhan hanya akan menjadi ritual tahunan tanpa makna dan tidak berdampak bagi kehidupan. Hal ini sejalan dengan peringatan Nabi SAW:

“Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa pun selain rasa lapar dan dahaga.” (HR An Nasa’i dan Ibnu Majah).

Sebaliknya, bagi mereka yang mempersiapkan diri dengan optimal, Ramadhan menjadi ladang keberkahan dan kesempatan meraih derajat ketakwaan yang lebih tinggi. Bahkan, di hari terakhir bulan Sya’ban, Rasulullah SAW menyampaikan khutbah menyambut Ramadhan, menegaskan keagungan bulan tersebut:

“Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung, bulan penuh berkah. Di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasanya wajib dan qiyamul lail-nya sunnah. Barangsiapa yang mendekatkan diri dengan kebaikan, maka seperti mendekatkan diri dengan kewajiban di bulan lain. Barangsiapa yang mengerjakan kewajiban, maka seperti mengerjakan 70 kewajiban di bulan lain.” (HR Ibnu Huzaimah, Al Baihaqi).

Ramadhan bukan sekadar bulan puasa, tetapi juga bulan kesabaran dan solidaritas sosial. Nabi SAW menekankan pentingnya berbagi dengan sesama, termasuk memberi makanan kepada orang yang berpuasa, yang pahalanya luar biasa besar.

“Barangsiapa memberi makan orang yang berpuasa, maka diampuni dosa-dosanya dan dibebaskan dari api neraka serta mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi sedikit pun pahalanya.” (HR Ibnu Huzaimah, Al Baihaqi).

Menyambut Ramadhan tahun ini, mari jadikan momentum ini sebagai ajang perubahan diri, keluarga, dan masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik. Semoga kita dapat menjalani ibadah Ramadhan dengan lebih berkualitas dibanding tahun sebelumnya, hingga akhirnya mencapai tujuan utama puasa: menjadi insan yang bertakwa. (YAN KUSUMA/RIHADIN)

TRENDING

Exit mobile version