OASE
Kematian Itu Pasti, Tapi Tahukah Anda Ada Dua Cara Malaikat Maut Mencabut Nyawa?
AKTUALITAS.ID – Setiap makhluk hidup pasti akan menemui kematian. Namun tahukah kita, bahwa cara malaikat maut mencabut nyawa manusia berbeda-beda, tergantung pada kondisi hati dan amal seseorang di dunia?
Al-Qur’an secara jelas menggambarkan dua metode yang digunakan oleh malaikat maut dalam menjalankan tugasnya. Pertama, bagi jiwa yang tenang, penuh keimanan dan kedekatan kepada Allah, kematian datang bagaikan hembusan angin sejuk—lembut dan menenangkan.
Allah SWT berfirman:
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”
(QS Al-Fajr: 27–30)
Ayat ini menggambarkan bagaimana kematian bisa menjadi awal dari kebahagiaan abadi bagi orang-orang yang beriman. Ruh mereka dicabut dengan kasih, bukan paksaan.
Namun, berbeda nasibnya bagi orang yang selama hidupnya ingkar, zalim, atau sombong terhadap ayat-ayat Allah. Cara kedua—penuh kekerasan dan penderitaan—dijelaskan dalam Al-Qur’an saat para malaikat maut datang bukan untuk menjemput, melainkan untuk menghantam.
“(Alangkah ngerinya) sekiranya engkau melihat saat orang-orang zalim berada dalam sakratul maut, para malaikat memukul dengan tangan mereka, seraya berkata: ‘Keluarkanlah nyawamu!’…”
(QS Al-An‘am: 93)
Bahkan lebih keras lagi bagi mereka yang kafir:
“…para malaikat mencabut nyawa mereka sambil memukul wajah dan punggung mereka. ‘Rasakanlah azab neraka yang membakar!'”
(QS Al-Anfal: 50)
Ketika nyawa telah sampai di kerongkongan, manusia tak bisa lagi mengelak. Ia akan mengalami sakaratul maut, fase kritis dan menyakitkan menjelang ajal yang membuat kesadaran seperti tertutup kabut. Pada saat itu, tidak ada lagi daya dan upaya.
Kematian adalah pintu menuju alam barzakh, tempat penantian sebelum akhirat. Tidak ada yang bisa menolaknya, tidak bisa menundanya. Maka, pertanyaannya adalah: kita akan dijemput dengan lembut atau dicabut dengan paksa?
✨ Renungan:
“Mati itu pasti, tapi cara kita mati adalah cerminan cara kita hidup.”
Mari hidup dengan keimanan, amal salih, dan ketundukan kepada Allah, agar saat waktu itu tiba, kita disambut dengan damai sebagai jiwa yang tenang. (Mun)
-
POLITIK23/11/2025 12:00 WIB8 Parpol Nonparlemen Bersatu Tuntut Ambang Batas Parlemen Turun Jadi 1 Persen
-
NASIONAL23/11/2025 10:00 WIBPolemik Undangan Peter Berkowitz Berujung Desakan Gus Yahya Mundur dari PBNU
-
EKBIS23/11/2025 10:30 WIBUpdate Harga Emas Pegadaian Hari Ini: Galeri24 dan UBS
-
RIAU23/11/2025 19:00 WIBGrup 3 Kopassus Terima Hibah Lahan 245,5 Hektare untuk Pembangunan Markas di Dumai
-
POLITIK23/11/2025 11:00 WIBKetua Umum PBNU Gus Yahya: Saya Tidak Akan Mundur
-
DUNIA23/11/2025 14:00 WIB21 Warga Gaza Tewas dalam Gelombang Serangan Udara Israel
-
OLAHRAGA23/11/2025 17:00 WIBMonchengladbach Pesta Gol di Markas Heidenheim, Kevin Diks Ikut Unjuk Ketajaman
-
POLITIK23/11/2025 13:00 WIBKontroversi di PBNU, Cak Imin Minta Semua Pihak Hormati Proses Internal

















