Connect with us

OASE

Shafiyyah Binti Abdul Muthalib: Singa Betina Penjaga Madinah di Tengah Badai Uhud

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Saat kobaran api Perang Uhud menyelimuti Madinah, sebuah kisah keberanian luar biasa terukir dari balik dinding Faari, bangunan tempat Nabi Muhammad SAW menempatkan para wanita dan keluarganya. Di tengah ketiadaan kaum pria yang berjuang di medan laga, seorang wanita tampil sebagai garda terdepan, menunjukkan ketangguhan yang tak terduga. Ia adalah Shafiyyah binti Abdul Muthalib RA, bibi Rasulullah SAW.

Ketika kaum Muslimin berangkat menuju medan Uhud, Nabi Muhammad SAW meninggalkan istri-istri dan bibi beliau, Shafiyyah, di sebuah bangunan bernama Faari, di samping Masjid Nabawi. Penjagaan atas mereka diserahkan kepada Hassan bin Tsabit RA, penyair Rasulullah. Namun, takdir berkata lain.

Sebuah bayangan mencurigakan muncul. Seorang Yahudi memanjat bangunan itu, mengancam keselamatan para wanita di dalamnya. Shafiyyah yang sigap melihatnya. Dengan suara tegas, ia memerintahkan Hassan, “Lihatlah orang itu. Dekati ia dan cepat bunuh!” Namun, Hassan, yang tidak terbiasa dengan pertarungan fisik, menjawab dengan jujur, “Tidak. Aku tidak bisa berkelahi.” Berulang kali Shafiyyah mendesak, berulang kali pula Hassan menolak, mengakui keterbatasannya. “Aku benar-benar tidak bisa,” katanya. “Jika aku bisa, tentu aku ikut bersama Rasulullah.”

Melihat keraguan Hassan, Shafiyyah membuat keputusan mengejutkan. “Kalau begitu,” katanya, “ikatlah pedang ini di tanganku dan aku tidak akan mendesakmu lagi.” Hassan akhirnya mengikatkan pedang di tangan Shafiyyah.

Apa yang terjadi selanjutnya adalah momen heroik yang tak terlupakan. Bibit Rasulullah tersebut mendekati pria Yahudi itu. Tanpa banyak kesulitan, dengan keberanian dan tekad yang membara, ia berhasil membunuhnya.

Kematian mata-mata Yahudi itu menyebarkan ketakutan di antara kelompoknya. Mereka ketakutan dan saling berbisik, “Kita salah jika mengira Muhammad meninggalkan keluarganya sendirian tanpa pengawal.” Sebuah pengakuan tak langsung atas keberanian seorang wanita.

Setelah kembali dari pertempuran, Nabi Muhammad SAW diberitahu oleh Shafiyyah tentang insiden antara Hassan dan orang Yahudi itu. Dikisahkan, Nabi SAW tertawa begitu lepas hingga gigi depannya terlihat. Sebuah tawa yang menunjukkan kebahagiaan dan kebanggaan atas keberanian bibinya. Shafiyyah sendiri belum pernah melihat keponakannya tertawa sekeras itu.

Dengan demikian, Shafiyyah binti Abdul Muthalib resmi tercatat sebagai wanita pertama yang membunuh seorang kafir dalam sejarah Islam.

Shafiyyah binti Abdul Muthalib, yang juga dikenal sebagai mujahidah yang sabar dan penyair ulung, adalah saudari kandung Hamzah bin Abdul Muthalib, Sang “Singa Allah”. Ia juga merupakan ibu kandung dari sahabat agung, Zubair bin Awwam. Tumbuh di lingkungan terpandang dan mulia dari Abdul Muthalib, pemuka Quraisy, Shafiyyah telah membuktikan kekuatan dan keberanian tidak mengenal gender, bahkan di tengah gejolak perang yang paling dahsyah sekalipun.

Kisah Shafiyyah menjadi pengingat abadi akan peran penting para wanita dalam sejarah Islam, yang tak gentar menghadapi bahaya demi membela agama dan keluarga. (Mun)

TRENDING

Exit mobile version