OASE
16 Ayat Alquran Turun karena Sikap Rasulullah terhadap Abdullah bin Umi Maktum

AKTUALITAS.ID – Sejarah Islam mencatat banyak peristiwa luar biasa yang menjadi pelajaran berharga bagi umat manusia, salah satunya adalah kisah di balik turunnya 16 ayat pertama Surat ‘Abasa. Peristiwa ini bukan hanya menegaskan pentingnya akhlak mulia dalam berdakwah, tetapi juga menunjukkan kerendahan hati Rasulullah SAW dalam menerima teguran langsung dari Allah SWT.
Kisah ini berawal saat Rasulullah SAW tengah berdialog dengan para pembesar Quraisy di Makkah, seperti Utbah bin Rabi’ah, Abu Jahal, dan Al-Walid bin Mughirah. Pertemuan itu sangat penting, sebab Nabi Muhammad SAW berusaha mendakwahkan Islam sekaligus merundingkan perdamaian agar penganiayaan terhadap para sahabatnya dihentikan.
Di tengah kesibukan dialog yang serius, datanglah seorang sahabat buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Dengan niat yang tulus, ia ingin belajar dan bertanya langsung kepada Rasulullah SAW. Namun, karena fokus Nabi Muhammad SAW sedang tertuju pada para pembesar Quraisy, beliau mengabaikan kehadiran Abdullah dan bahkan bermuka masam.
Tak lama setelah itu, secara tiba-tiba Rasulullah SAW merasakan penglihatan beliau gelap dan kepala terasa pusing. Saat itulah Allah SWT mewahyukan firman-Nya kepada beliau.
“عَبَسَ وَتَوَلَّى (1) أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَى (2)”
“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya.” (QS. ‘Abasa: 1-2)
Teguran itu terus berlanjut hingga 16 ayat, yang menegaskan Rasulullah SAW seharusnya lebih memprioritaskan orang yang tulus mencari ilmu dan takut kepada Allah, daripada mereka yang merasa diri sudah cukup dan menolak dakwah. Ayat-ayat tersebut secara jelas mengingatkan bahwa dakwah harus dilakukan dengan hati yang tulus, tanpa membedakan status sosial.
Sejak saat itu, sikap Rasulullah SAW terhadap Abdullah bin Ummi Maktum berubah drastis. Beliau selalu memuliakan dan menghormatinya. Setiap kali Abdullah datang, Rasulullah SAW akan mempersilahkannya duduk di tempat duduk beliau, menanyakan kabarnya, dan memastikan kebutuhannya terpenuhi.
Peristiwa ini menjadi salah satu bukti nyata bahwa Islam menjunjung tinggi kesetaraan dan keadilan. Tidak ada perbedaan antara yang kaya dan yang miskin, antara penguasa dan rakyat jelata, apalagi antara yang melihat dan yang buta. Setiap individu, tanpa terkecuali, berhak mendapatkan perhatian dan kasih sayang. Kisah ini tidak hanya menjadi pelajaran bagi umat Muslim, tetapi juga menjadi pengingat abadi tentang pentingnya akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. (Mun)
-
RAGAM28/08/2025 16:00 WIB
Sulit di Bacanya, Inilah Nama Orang Terpanjang di Indonesia
-
FOTO28/08/2025 12:31 WIB
FOTO: Ribuan Petani Gelar Aksi Tani Merdeka di Bundaran Patung Kuda
-
OASE28/08/2025 05:00 WIB
Hakikat Kehidupan: Al-Qur’an dan Kesenangan yang Menipu
-
NUSANTARA28/08/2025 14:30 WIB
Dukung Ketahanan Pangan, Polsek Kandis Bersama Masyarakat Sakai Panen 1 Ton Jagung Pipil
-
NUSANTARA28/08/2025 06:30 WIB
Geger! 137 Siswa SMP di Sleman Diduga Keracunan Makanan Program MBG
-
JABODETABEK28/08/2025 05:30 WIB
Waspada! Jakarta Diprediksi Diguyur Hujan Ringan Siang Hingga Malam Kamis 28 Agustus
-
POLITIK28/08/2025 10:00 WIB
Bawaslu Harap Pilkada Ulang di Bangka dan Pangkalpinang Berjalan Lancar Tanpa Gugatan
-
JABODETABEK28/08/2025 16:30 WIB
Kapolda: Gas Air Mata Hanya Boleh Atas Perintah Saya