Connect with us

OASE

Rasulullah SAW: Iman Lebih Berharga daripada Harta dan Kekuasaan

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Dalam upaya terakhir menghentikan laju dakwah Islam yang kian menguat, kaum Quraisy mengutus Utbah bin Rabi’ah untuk menawarkan kekuasaan dan kekayaan kepada Nabi Muhammad SAW. Namun, tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh sang Nabi, yang justru membalasnya dengan lantunan ayat suci Alquran.

Setelah dua tokoh penting, Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab radhiallahuanhuma, memeluk Islam, posisi dakwah Rasulullah SAW semakin kokoh. Jumlah pengikutnya pun meningkat signifikan, membuat kaum kafir Quraisy kehilangan arah dalam menghadang ajaran Islam.

Dalam kondisi frustrasi, mereka mengutus Utbah bin Rabi’ah dikenal sebagai Abul Walid untuk menyampaikan tawaran kompromi kepada Rasulullah SAW. Tawaran itu mencakup dua hal: kekayaan tak terbatas dan kekuasaan tertinggi di Makkah, dengan satu syarat—menghentikan dakwah Islam.

“Jika engkau menginginkan harta, kami akan kumpulkan seluruh kekayaan Quraisy untukmu. Jika engkau menginginkan kekuasaan, kami akan angkat engkau sebagai pemimpin kami,” ujar Utbah, sebagaimana disarikan dari kitab Ar-Rahiqul Makhtum.

Namun, Rasulullah SAW menanggapi tawaran itu dengan ketenangan. Beliau tidak membalas dengan argumen duniawi, melainkan membacakan ayat-ayat Alquran dari Surah Fushshilat (QS. 41:1–5), yang menegaskan bahwa wahyu ini adalah petunjuk dari Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, meski banyak yang berpaling darinya.

Ayat tersebut menyentuh hati Utbah. Ia kembali kepada kaumnya dengan tangan hampa, namun membawa kekaguman yang mendalam terhadap pesan yang disampaikan Rasulullah SAW. Sayangnya, kaum Quraisy justru menuduh Nabi telah menyihir Utbah.

Penolakan Nabi Muhammad SAW terhadap tawaran duniawi ini menjadi bukti bahwa dakwah Islam tidak bisa dibeli atau ditawar. Prinsip dan wahyu tetap menjadi landasan utama perjuangan beliau, meski harus menghadapi tekanan dari berbagai pihak. (Mun)

TRENDING