RAGAM
RSPAD Gatot Subroto Resmikan Alat TPS, Inovasi Baru untuk Terapi Demensia
 
																								
												
												
											AKTUALITAS.ID – Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto resmi memperkenalkan Transcranial Pulse Stimulation (TPS), sebuah teknologi terbaru dalam penanganan gangguan neurologi seperti demensia dan Alzheimer. Alat ini menjadi yang pertama di Indonesia dan siap melayani pasien di Cerebro Vascular Center RSPAD Gatot Subroto.
Dokter spesialis saraf RSPAD, Letkol CKM dr. Andrie Gunawan, Sp.N F-NR, menjelaskan bahwa TPS memiliki keunggulan signifikan dibandingkan metode sebelumnya, Transcranial Magnetic Stimulation (TMS).
“Dengan teknologi shock wave, TPS mampu menjangkau kedalaman hingga 8 sentimeter, lebih dalam dibandingkan TMS yang hanya 3 sentimeter,” ujar dr. Andrie dalam konferensi pers, Senin (17/3/2025).
Keunggulan TPS: Inovasi Aman dan Efektif
TPS bekerja dengan mengubah biokimia otak, memicu neuro restorasi, dan meningkatkan aliran darah ke otak. Proses ini membantu membentuk pembuluh darah baru (angiogenesis), mengurangi peradangan, serta memperbaiki fungsi kognitif dan perilaku pasien.
Salah satu keunggulan utama TPS adalah tidak menimbulkan rasa nyeri serta memiliki gelombang panas yang sangat rendah, sehingga lebih aman bagi pasien. “Dibandingkan dengan TMS, TPS lebih nyaman karena tidak menyebabkan panas di kulit kepala, sehingga pasien bisa menjalani terapi dengan lebih nyaman,” jelas dr. Andrie.
Harapan Baru bagi Pasien Alzheimer dan Stroke
Terapi dengan TPS diperuntukkan bagi pasien gangguan neurobehavior, seperti gangguan memori, perilaku, dan kognitif, terutama pada lansia dengan demensia Alzheimer. Pasien akan menjalani enam sesi terapi selama dua minggu, kemudian diulang satu bulan sekali hingga 11 bulan. Evaluasi akan dilakukan secara berkala untuk memantau perkembangan pasien dalam aspek kognitif, perilaku, dan memori.
Lebih jauh, TPS juga berpotensi digunakan untuk menangani gangguan bicara dan motorik, yang sering dialami pasien stroke. “Ke depan, alat ini bisa menjadi solusi bagi pasien dengan masalah neurologi lainnya, bukan hanya demensia,” tambah dr. Andrie.
Dukungan Internasional untuk Masa Depan Kesehatan
Regional Director of Sales Storz Medical Swiss, Bruno Rebejac, menyebutkan bahwa populasi lansia di Asia Tenggara semakin meningkat, sehingga risiko demensia dan Alzheimer pun bertambah sekitar 5-7 persen. “Kami ingin Storz Medical berkontribusi dalam perawatan penyakit Alzheimer. Dengan TPS, kami yakin ini bisa memberikan manfaat besar bagi pasien dan keluarganya,” ujarnya.
Dengan hadirnya teknologi TPS pertama di Indonesia, RSPAD Gatot Subroto berharap dapat memberikan pelayanan terbaik bagi pasien neurologi, terutama dalam menangani demensia, gangguan perilaku, kesulitan berbicara, serta gangguan motorik akibat stroke.
Inovasi ini menjadi langkah besar dalam dunia medis Indonesia, memberikan harapan baru bagi pasien dan keluarga yang menghadapi tantangan gangguan neurologi. (ARI WIBOWO/DIN)
- 
																	   EKBIS31/10/2025 10:30 WIB EKBIS31/10/2025 10:30 WIBHarga Komoditas Hari ini Cabai Rawit Rp40.600/Kg dan Telur Ayam Rp31.500/kg 
- 
																	   OLAHRAGA30/10/2025 23:00 WIB OLAHRAGA30/10/2025 23:00 WIBListyo Sigit Targetkan Balap Sepeda Indonesia Tembus Olimpiade 2028 
- 
																	   EKBIS30/10/2025 23:31 WIB EKBIS30/10/2025 23:31 WIBBelanja Negara di Dua Papua Capai Rp15,6 Triliun, DJPb Gencarkan Pendampingan Daerah 
- 
																	   DUNIA30/10/2025 22:00 WIB DUNIA30/10/2025 22:00 WIBChina Siap Luncurkan Shenzhou-21, Tiga Astronot Terbang ke Antariksa 
- 
																	   NASIONAL31/10/2025 05:30 WIB NASIONAL31/10/2025 05:30 WIBJaga “Choke Point”, Indonesia Akan Produksi 30 Kapal Selam Nirawak 
- 
																	   EKBIS31/10/2025 08:30 WIB EKBIS31/10/2025 08:30 WIBRupiah Menguat Jadi Rp16.620 Per Dolar AS 
- 
																	   NASIONAL31/10/2025 09:00 WIB NASIONAL31/10/2025 09:00 WIBPrabowo: Cari Skema Terbaik Atasi Whoosh 
- 
																	   POLITIK31/10/2025 11:30 WIB POLITIK31/10/2025 11:30 WIBAnggota DPR: Penurunan BPIH Harus Diikuti Dengan Mutu Pelayanan Haji 

 
																	
																															 
									 
																	 
									 
																	 
									 
																	 
									 
									 
									











 
											 
											 
											 
											 
											 
											




