Connect with us

DUNIA

94 Persen Rumah Sakit di Gaza Hancur Akibat Serangan, WHO: Kemanusiaan di Ambang Krisis

Aktualitas.id -

Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahia, Gaza Utara, yang menjadi sasaran serangan Israel. (ANTARA/Anadolu/py)

AKTUALITAS.ID – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan kondisi mengerikan di Jalur Gaza, Palestina, akibat konflik berkepanjangan. Berdasarkan laporan terbaru, sekitar 94 persen dari seluruh rumah sakit di wilayah tersebut hancur atau mengalami kerusakan parah akibat agresi yang dilakukan Israel.

Dalam pernyataannya di Jenewa, Swiss, Kamis (22/5/2025), WHO menyebutkan dari total 36 rumah sakit di Gaza, saat ini hanya 19 yang masih beroperasi. Dari jumlah tersebut, 12 rumah sakit mampu menyediakan layanan kesehatan lengkap, sementara sisanya hanya mampu memberikan layanan gawat darurat dasar.

Empat rumah sakit besar di Gaza City bahkan terpaksa menghentikan layanan kesehatan pekan lalu karena lokasi mereka yang berdekatan dengan zona pertempuran dan evakuasi, serta serangan yang terus berlangsung. Situasi ini semakin memperparah kondisi kesehatan warga yang membutuhkan layanan medis mendesak.

“Pertempuran yang semakin intensif dan instruksi evakuasi yang baru-baru ini dikeluarkan untuk wilayah Gaza utara dan selatan mengancam semakin banyak fasilitas kesehatan untuk tutup sementara,” ujar WHO.

Selain itu, badan PBB tersebut menyatakan saat ini ketersediaan tempat tidur di seluruh rumah sakit Gaza hanya sekitar 2.000, sementara populasi Palestina di wilayah tersebut lebih dari 2 juta orang. Jumlah ini sangat tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan medis mendesak, apalagi dalam situasi darurat yang terus memburuk.

Data WHO mencatat, hingga 22 Mei 2025, telah terjadi total 1.521 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Palestina yang diduduki sejak 7 Oktober 2023. Serangan ini menyebabkan 945 orang meninggal dunia dan 1.561 lainnya terluka, menunjukkan betapa parahnya situasi kemanusiaan di Gaza.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran besar akan meningkatnya angka kematian dan luka-luka yang disebabkan oleh kerusakan fasilitas kesehatan yang vital. Dunia internasional diharapkan segera mengambil langkah nyata untuk menghentikan kekerasan dan memberikan perlindungan kepada warga sipil serta tenaga medis yang sedang berjuang di garis depan. (Mun)

TRENDING