Connect with us

POLITIK

Pemilu-Pilkada Bikin Pusing? Bawaslu Ungkap Alasan Anggaran Ratusan Miliar Menganggur

Aktualitas.id -

Ketua Bawaslu RI, Rahamat Bagja, Dok: aktualitas.id

AKTUALITAS.ID – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menjadi sorotan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR RI. Anggota Komisi II DPR RI, Giri Ramanda Kiemas, secara terbuka menyebut Bawaslu “kurang pintar” dalam menghabiskan anggaran tahun 2024 yang mencapai Rp 17,9 triliun, di mana realisasinya hanya sekitar 87,24 persen, menyisakan dana hingga Rp 2,29 triliun.

Sindiran pedas ini langsung ditanggapi oleh Ketua Bawaslu RI, Rahamat Bagja. Alih-alih defensif, Bagja memberikan penjelasan yang cukup santai terkait minimnya serapan anggaran tersebut. Ia mengungkapkan bahwa salah satu penyebab utama adalah minimnya laporan soal penanganan pelanggaran dan penyelesaian sengketa proses Pemilu dan Pilkada.

“Minimnya laporan penanganan pelanggaran dan penyelesaian sengketa proses,” jelas Bagja kepada awak media usai RDP di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/7/2025).

Selain itu, Bagja juga menyinggung faktor pelaksanaan Pemilu dan Pilkada yang berdekatan. Menurutnya, irisan tahapan antara keduanya membuat fokus penggunaan anggaran lebih banyak dialihkan ke anggaran pemilihan saat tahapan Pilkada berlangsung.

“Adanya irisan antara tahapan pemilu dan pemilihan, sehingga saat tahapan pemilihan berlangsung, fokus penggunaan anggaran ke anggaran pemilihan,” katanya.

Sebelumnya, Giri Ramanda Kiemas dari Fraksi PDI-Perjuangan memang secara blak-blakan mengapresiasi kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang berhasil merealisasikan anggaran hingga 99 persen. Ia bahkan menyebut KPU sangat “pintar” dalam mengelola anggaran.

“Saya sangat mengapresiasi KPU yang capaiannya di angka 99 persen, artinya KPU sangat pintar menghabiskan anggaran,” ujar Giri dalam ruang rapat Komisi II DPR. Namun, nada suaranya langsung berubah saat membahas realisasi anggaran Bawaslu yang jauh tertinggal. “Akan tetapi ini tidak sama dengan kawan-kawan di Bawaslu, itu sepertinya kurang pintar menghabiskan anggaran karena masih 87 persen,” sentilnya.

Giri mengingatkan Bawaslu untuk lebih efisien dalam menyusun kebutuhan anggaran di masa mendatang agar sisa anggaran tidak terlalu besar. Ia khawatir sisa anggaran yang signifikan dapat berujung pada pengurangan alokasi anggaran di tahun-tahun berikutnya.

“Artinya begini kawan-kawan dalam menyusun anggarannya harus dibuat yang lebih efisiensi lagi agar anggaran tersisa tidak sedemikian besar,” tegas Giri. Ia menambahkan, “Karena biasanya begini realisasi anggaran ini akan mengakibatkan pengurangan anggaran di tahun-tahun berikutnya itu mungkin catatan baik kawan-kawan di Bawaslu dalam membuat rencana kerjanya agar lebih kecil dan bisa dioperasionalkan.”

Giri pun menyayangkan pengelolaan anggaran di Bawaslu yang dinilai kurang maksimal. “Sehingga tidak banyak anggaran tersisa, sangat sayang anggaran tersisa itu bukan begitu Pak Aziz. Karena itu tandanya kita kurang pintar melakukan perencanaan,” pungkasnya.

Dengan penjelasan dari Bawaslu, menarik untuk dilihat apakah DPR akan memberikan catatan khusus terkait pengelolaan anggaran ini dan bagaimana Bawaslu akan meresponsnya di masa mendatang. (Ari Wibowo/Mun)

TRENDING