NUSANTARA
Waspadai Potensi Awan Panas, Guguran Lava, dan Lahar Hujan Gunung Semeru
AKTUALITAS.ID – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, telah mengalami 8 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 8-35 mm, S-P 12-34 detik dan lama gempa 37-102 detik.
Getaran banjir lahar hujan Gunung Semeru tercatat 2,5 jam lebih pada Kamis malam, karena hujan deras mengguyur puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
“Berdasarkan pengamatan kegempaan aktivitas Semeru tercatat 1 kali getaran banjir dengan amplitudo 10 mm, dan lama gempa 9.132 detik atau 2,5 jam lebih,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Yadi Yuliandi dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang, Jumat (19/9/2025).
Selain itu, aktivitas kegempaan Gunung Semeru pada periode yang sama masih didominasi oleh gempa letusan atau erupsi yang tercatat sebanyak 55 kali dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 47-226 detik.
“Tercatat juga terjadi 7 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-6 mm dan lama gempa 49-140 detik, kemudian 16 kali gempa embusan dengan amplitudo 4-8 mm dengan lama gempa 41-85 detik,” tuturnya.
Gunung Semeru pada Jumat (19/9/2025) pagi terekam kembali mengalami erupsi sebanyak dua kali, yakni pada pukul 04.20 WIB dan 06.11 WIB dengan visual letusan tidak teramati yang terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dengan durasi 134-170 detik.
Yadi menjelaskan Gunung Semeru masih berstatus Waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
“Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang aliran airnya berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Di luar jarak tersebut, katanya, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
(Ari Wibowo/goeh)
-
JABODETABEK28/12/2025 16:00 WIBPadamkan Kebakaran Rumah di Pademangan, Gulkarmat Kerahkan 54 Personel
-
NASIONAL28/12/2025 14:50 WIBAkademisi Nilai Kebijakan Kementan Bangun Ekosistem Pangan Berkelanjutan
-
EKBIS28/12/2025 13:30 WIBHarga Emas Antam Hari Ini 28 Desember 2025 Cetak Rekor ATH Rp 2,605 Juta/gram
-
EKBIS28/12/2025 19:00 WIBTujuh Mobil Tangki BBM Dikirim Pertamina Patra Niaga ke Bener Meriah
-
JABODETABEK28/12/2025 11:30 WIBPemotor Kebut-kebutan di Kalimalang Tewas Usai Tabrak Gerobak Tahu Bulat
-
RIAU28/12/2025 22:27 WIBPolda Riau Tutup 2025 Dengan Penurunan Kejahatan dan Penguatan Green Policing
-
OTOTEK28/12/2025 15:30 WIBMedia Sosial Terancam Berubah Total, Aturan Baru New York Wajibkan Peringatan Dampak Algoritma
-
RAGAM28/12/2025 12:30 WIBJadwal Masuk Sekolah Jakarta 2026 dan Tanggal Merah Januari yang Perlu Diketahui

















