Berita
Banding, Idrus Marham Pasrah jika Hukuman Diperberat
AKTUALITAS.ID – Mantan Menteri Sosial Idrus Marham tengah mengajukan banding atas vonis yang diterimanya di kasus suap PLTU Riau-1. Bahkan, dia mengaku tidak khawatir hukumannya diperberat paska mengajukan banding. “Masalah berat atau tidak hukuman saya serahkan ke Yang Maha Kuasa, kalau ada apa-apa terserah pada Allah. Iya jadi saya percaya Allah akan ambil langkah yang […]
AKTUALITAS.ID – Mantan Menteri Sosial Idrus Marham tengah mengajukan banding atas vonis yang diterimanya di kasus suap PLTU Riau-1. Bahkan, dia mengaku tidak khawatir hukumannya diperberat paska mengajukan banding.
“Masalah berat atau tidak hukuman saya serahkan ke Yang Maha Kuasa, kalau ada apa-apa terserah pada Allah. Iya jadi saya percaya Allah akan ambil langkah yang baik untuk saya,” kata Idrus setelah diperiksa sebagai saksi atas tersangka Sofyan Basir terkait kasus PLTU Riau-1, di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (15/52019).
Idrus berharap akan diberi kesempatan untuk menyampaikan memori bandingnya pada sidang yang diajukannya pada 30 April 2019.
“Jadi sekali lagi masalah banding itu sesuai Ubdang-Undang yang ada kan diberi 7 hari. Saya pikir tanggal 29 April KPK banding, tanggal 30 April 2019 saya banding kenapa? Supaya ada kesempatan bagi saya memberikan memori,” ujarnya.
Seperti diketahui, Idrus mengajukan banding atas vonis yang diterimanya karena dia menilai banyak fakta yang tak sesuai fakta didalam persidangan. Idrus mengatakan pihaknya, menilai penerapan Pasal 55 KUHP tentang penyertaan tak sesuai fakta dan peran dirinya.
Idrus juga menilai fakta hukum yang dianggap penting oleh pihaknya tak jadi pertimbangan hakim.
Seperti diketahui, Idrus sebelumnya divonis 3 tahun penjara dan denda sebanyak Rp 150 juta subsider 2 bulan kurungan.
Idrus dinyatakan bersalah karena telah menerima suap Rp 2,25 miliar dari pengusaha Johanes Budisutrisno Kotjo selaku pemegang saham Blackgold Natural Resources Ltd terkait proyek PLTU Riau-1.
Hakim menyatakan, Idrus bersalah dan telah melanggar Pasal 11 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Hakim mengatakan, Idrus menerima uang itu bersama-sama dengan mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih karena membantu Kotjo mendapatkan proyek di PLN. [Yogo]
-
Multimedia16 jam lalu
FOTO: Ridwan Kamil Gelar Pasar Rakyat Tebus Murah
-
Olahraga19 jam lalu
Jake Paul Tumbangkan Mike Tyson Lewat Pertarungan Seru 8 Ronde
-
Jabodetabek18 jam lalu
RDF Plant Jakarta Siap Beroperasi, Olah 2.500 Ton Sampah Per Hari
-
POLITIK16 jam lalu
DKPP RI Terima 632 Aduan Terkait Etika Penyelenggara Pemilu 2024
-
Ragam23 jam lalu
BKKBN: Kenali Perbedaan Vasektomi dan Kebiri, Jangan Sampai Salah Kaprah
-
Olahraga21 jam lalu
KORMI Perkuat Kedudukan Olahraga Masyarakat Menuju Generasi Emas 2045
-
POLITIK20 jam lalu
Golkar Targetkan Menang 60% di Pilkada 2024, Bahlil Lahadalia Optimis
-
Nasional15 jam lalu
KPK Tetapkan Pejabat BPK sebagai Tersangka Korupsi Proyek Kereta Api