Berita
BMKG NTB Ingatkan Cuaca Buruk Terjadi di Pulau Lombok
Hujan lebat disertai angin kencang berpotensi terjadi pada 16 kecamatan di Pulau Lombok.
 
																								
												
												
											AKTUALITAS.ID – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi BIL menginformasikan, hujan lebat disertai angin kencang berpotensi terjadi pada 16 kecamatan di Pulau Lombok.
“Hingga Sabtu (30/11/2019) ini, berdasarkan pembaruan peringatan dini cuaca di NTB, hujan lebat dan sedang kemungkinan terjadi. Di saat bersamaan disertai petir dan angin kencang,” kata Prakirawan BMKG Stamet BIL Praya, Levi Ratnasari. S.Tr.
Ia mengatakan, sejumlah daerah yang perlu diwaspadai terjadi bencana alam itu yakni wilayah Narmada, Mataram, Gunung Sari, Cakranegara, Ampenan, Labuapi, Gerung, Kediri, Praya Barat, Jonggat, Pringgarata, Batukliang, Tanjung, Gangga, Taliwang, Ropang, dan dapat meluas ke wilayah Praya, Pujut, Keruak, Praya Timur, Janapria, Kopang, Terara, Bayan, Sikur, Sekontong Tengah, Sateluk, Jereweh, Alas, Batu Lanteh, Moyo Hulu, Lunyuk, Aikmel, dan sekitarnya. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga pkl.17:40 WITA.
Menurutnya, salah satu pemicu cuaca buruk ketika hujan lebat adalah penumpukan awan berlebihan atau Cumulonimbus (CB). Masyarakat juga disarankan mengenali ciri-ciri awan tersebut ketika terjadi hujan agar waspada lebih dini.
Dikatakan Levi, fase terbentuknya awan hingga potensi bahaya kerap terjadi. Fase awal, terbentuknya awan cumulonimbus dimulai dari naiknya massa udara lembab, perlahan mendingin, serta berkondensasi membentuk awan awan cumulus. Kemudian fase matang, ditandai mulainya arus udara turun.
Potensi bahaya yang ditimbulkan beragam termasuk angin kencang dan puting beliung. Situasi ini bisa menyebabkan bangunan rusak, merobohkan pepohonan, hingga gagal panen. Dampak lainnya, munculnya hujan lebat yang menyebabkan banjir, tanah longsor, dan gagal panen. Sambaran petir, bisa menyebabkan kebakaran, melukai manusia, dan merusak alat elektronik. Efek lainnya yaitu kemunculan hujan es, dapat merusak bangunan, kendaraan, serta melukai manusia dan gagal panen.
‘’Potensi berbahaya juga bisa mengancam aktivitas penerbangan, terkait beberapa fenomena dari awan CB, seperti microburst, downburst, turbulensi, hujan deras, maupun bongkahan es,’’ tutur Levi. [gatra]
- 
																	   EKBIS29/10/2025 10:30 WIB EKBIS29/10/2025 10:30 WIBKurs Rupiah Hari Ini 29 Oktober 2025 Tertekan, Dolar AS Menguat Jelang FOMC 
- 
																	   FOTO29/10/2025 05:13 WIB FOTO29/10/2025 05:13 WIBFOTO: Aksi Peduli Biruni Foundation di Hari Sumpah Pemuda 
- 
																	   NASIONAL29/10/2025 13:00 WIB NASIONAL29/10/2025 13:00 WIBProvinsi Dengan Pendaftar Terbanyak Akan Terima Kuota Haji Lebih Besar 
- 
																	   FOTO29/10/2025 09:25 WIB FOTO29/10/2025 09:25 WIBFOTO: Suasana Diskusi KPU Bahas Tantangan Digitalisasi Pemilu 
- 
																	   EKBIS29/10/2025 08:30 WIB EKBIS29/10/2025 08:30 WIBUpdate Harga BBM Pertamina 29 Oktober 2025: Cek Daftar Lengkap Harga Terbaru di Seluruh Indonesia 
- 
																	   POLITIK29/10/2025 12:00 WIB POLITIK29/10/2025 12:00 WIBBawaslu Minta KPU dan Pemerintah Segera Atur Penggunaan AI di Pemilu 
- 
																	   OLAHRAGA28/10/2025 23:00 WIB OLAHRAGA28/10/2025 23:00 WIBMessi Masih Haus Gelar, Bidik Piala Dunia 2026 Bersama Argentina! 
- 
																	   RAGAM28/10/2025 21:31 WIB RAGAM28/10/2025 21:31 WIBFilm “Pangku” Raih Empat Penghargaan di BIFF, Tembus Tujuh Nominasi FFI 2025 

 
																	
																															 
									 
																	 
									 
																	 
									 
																	 
									 
																	 
									 
																	











 
											 
											 
											 
											 
											 
											




