Berita
Kisah Umar bin Khattab dan Seekor Burung
Islam memerintahkan umatnya untuk menebar kasih-sayang. Dengan begitu, esensi agama ini yaitu rahmatan lil ‘alamin tak sekadar retorika, melainkan tindakan langsung yang berimbas nyata. Ada banyak teladan dari Rasulullah Muhammad SAW serta para sahabat ihwal kasih-sayang ini. Nabi SAW bersabda, “Para penyayang akan disayangi oleh Sang Maha Penyayang. Maka, sayangilah semua makhluk di muka bumi, […]
Islam memerintahkan umatnya untuk menebar kasih-sayang. Dengan begitu, esensi agama ini yaitu rahmatan lil ‘alamin tak sekadar retorika, melainkan tindakan langsung yang berimbas nyata.
Ada banyak teladan dari Rasulullah Muhammad SAW serta para sahabat ihwal kasih-sayang ini. Nabi SAW bersabda, “Para penyayang akan disayangi oleh Sang Maha Penyayang. Maka, sayangilah semua makhluk di muka bumi, niscaya kalian akan disayangi oleh siapapun yang ada di langit.”
Di antara banyak kisah teladan, tersebutlah yang dialami sosok Umar bin Khattab. Meskipun dikenal memiliki karakter keras dan tegas, sang khalifah kedua itu mempunyai hati yang lembut, mudah tersentuh untuk menunjukkan kasih-sayang.
Khalifah Umar wafat pada tahun 23 hijriah. Ia ditusuk seorang pengkhianat saat sedang memimpin shalat. Meski sempat sakit, al-Faruq akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi kaum Muslimim.
Setelah Khalfah Umar meninggal dunia, beberapa ulama mengaku bermimpi bertemu dengan sang amirul mu`inin itu.
“Bagaimana keadaanmu? Apa yang telah Allah lakukan terhadapmu?” tanya seorang alim di dalam mimpinya itu.
“Allah memaafkanku dan mengampuni dosa-dosaku,” jawab Umar.
“Apa yang membuat Allah mengampunimu? Apakah kedermawananmu, keadilanmu, ataukah karena kezuhudanmu?” tanyanya lagi.
“Tak lama setelah kalian menguburku dan menimbunku dengan tanah, lalu kalian meninggalkanku sendirian, datanglah kepadaku dua malaikat yang sangat menyeramkan wujudnya.
Akalku pun melayang, dan sendi-sendi tulangku gemetaran begitu melihat keduanya. Keduanya lantas memegangku, mendudukkan, dan hendak menanyaiku.
Namun, tiba-tiba aku mendengar suara gaib berkata, ‘Tinggalkanlah hamba-Ku itu dan jangan kalian berdua menakutinya! Sesungguhnya Aku menyayanginya dan telah kuampuni dosa-dosanya. Sebab, di dunia dulu ia menyayangi seekor burung, sehingga Aku pun menyayanginya di akhirat ini.’”
Untuk diketahui, burung yang dimaksud tak lain hewan yang sempat dilihat Khalifah Umar ketika suatu hari berjalan menyusuri Kota Madinah.
Waktu itu, tak sengaja ia melihat seorang bocah memegang seekor burung dan mempermainkannya. Umar pun menaruh rasa iba akan burung itu sehingga ia membelinya dari bocah itu.
Lantas, hewan tersebut pun dibebaskannya.
Demikianlah, bahkan kasih sayang “hanya” terhadap seekor burung dapat melapangkan kubur seorang insan yang beriman.
- Olahraga23 jam lalu
Jakarta LavAni Resmi Gaet Taylor Sander, Tambah Kekuatan untuk Proliga 2025
- Nasional22 jam lalu
KPK Geledah Bank Indonesia Terkait Dugaan Korupsi Dana CSR
- POLITIK18 jam lalu
Dipecat PDIP, Gibran Fokus Bantu Presiden Prabowo
- Ragam24 jam lalu
“Keajaiban Air Mata Wanita”, Film Inspiratif tentang Perjuangan Seorang Ibu, Tayang Januari 2025
- Nasional16 jam lalu
Komisi I DPR Cermati Usulan UU Batas Usia Akses Media Sosial
- EkBis17 jam lalu
Sambut Nataru, 396 Mal Gelar Diskon Belanja Hingga 70 Persen
- POLITIK21 jam lalu
DKPP Jatuhkan Sanksi Peringatan Keras ke Ketua KPU RI dan Anggota KPU RI
- Nasional19 jam lalu
Lokasi Pra Muktamar Luar Biasa NU Dirahasiakan, Sebagian Peserta Hadir Secara Daring