OASE
Jangan Umbar Rahasia Ranjang! Inilah Makna Sarir Menurut Islam

AKTUALITAS.ID – Tempat tidur atau ranjang telah menjadi bagian penting dari peradaban manusia sejak ribuan tahun lalu. Dalam catatan sejarah, sekitar 3.000 tahun sebelum Masehi, bangsa Mesir Kuno telah mengenal berbagai teknologi, salah satunya adalah tempat tidur dengan kaki berbentuk seperti kaki binatang. Sebelum itu, manusia hanya tidur di atas tumpukan daun kering, rumput, atau batu yang disusun.
Namun seiring waktu, ranjang berkembang bukan hanya sebagai tempat beristirahat, tapi juga sebagai simbol kenyamanan, ketenangan, bahkan makna spiritual. Dalam tradisi Islam dan bahasa Arab, kata “ranjang” dikenal sebagai sarir (سرير sarīr), sebuah kata yang mengandung banyak filosofi dan kedalaman makna.
Dalam kajian fiqh al-lughah atau ilmu derivasi bahasa, sarir berasal dari akar kata س ر ر (s-r-r), yang melahirkan beberapa kata lain seperti sir (سر sir, “rahasia”), surur (سرور surūr, “kebahagiaan”), sarirah (سريرة sarīrah, “niat dan perasaan batin”), hingga masarrah (مسرة masarrah, “kegembiraan dan ketenangan”). Hubungan antara kata-kata ini tidak sekadar kebetulan, melainkan mencerminkan filosofi mendalam tentang peran ranjang dalam kehidupan manusia.
Sebuah ungkapan dalam bahasa Arab bahkan menyebutkan:
“لا تتكلم عن السرير، لأن فيه سر!”
Lā tatakallam ‘ani as-sarīr, li’anna fīhi sir!
“Jangan berbicara tentang apa yang terjadi di ranjang, karena di dalamnya terdapat rahasia!”
Dalam Islam, ranjang bukan sekadar furnitur. Ia adalah ruang privat yang sakral, khususnya dalam hubungan antara suami dan istri. Nabi Muhammad SAW mengingatkan agar hubungan intim antara pasangan suami-istri tidak diumbar atau dipublikasikan. Dalam sebuah hadis riwayat Muslim dan Ahmad, beliau bersabda:
“إن من أشر الناس عند الله منزلة يوم القيامة، الرجل يفضي إلى امرأته، وتفضي إليه، ثم ينشر سرها.”
Inna min asyarrin-nāsi ‘inda Allāhi manzilah yaumal-qiyāmah, ar-rajulu yufdī ilā imra’atihi wa tufdī ilaihi, tsumma yansyuru sirrahā.
“Sesungguhnya di antara orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang membocorkan rahasia istrinya, atau seorang istri yang membocorkan rahasia suaminya kepada orang lain.”
Hadis lain menggambarkan perilaku ini layaknya dua syaitan yang berhubungan di jalanan, dilihat oleh orang-orang. Sebuah peringatan keras agar menjaga kesucian ranjang dari eksploitasi dan konsumsi publik, sebagaimana yang sering terlihat di media sosial masa kini. Na’udzubillah.
Selain sebagai simbol rahasia (sir), ranjang atau sarir juga diasosiasikan dengan surur yakni kebahagiaan dan ketenangan. Sebuah penjelasan menyebutkan:
قيل سمي(السرير) بهذا الاسم ﻷنه يجلب لمن يستعمله أسباب السرور
Qīla summiya (as-sarīr) bihādzā al-ism li-annahu yajlibu liman yasta‘miluhu asbāb as-surūr
“Disebut sarir karena dapat membawa kebahagiaan bagi siapa pun yang menggunakannya.”
Setelah beristirahat di atas sarir, seseorang merasa segar, damai, dan kembali semangat menjalani hidup. Dalam konteks rumah tangga, sarir bahkan menjadi ruang rekonsiliasi, keintiman, dan kehangatan pasangan yang menjadikan kehidupan lebih bahagia dan tenteram.
Menariknya lagi, dalam sejarah Arab, ada pendapat bahwa sarir dulunya merujuk pada dua tempat tidur yang digabung menjadi satu di kamar, lalu kemudian disebut sebagai satu kesatuan dengan nama sarir.
Dari berbagai sudut pandang ini, setidaknya ada tiga alasan utama mengapa ranjang disebut sarir dalam bahasa Arab:
Karena sarir berasal dari akar kata “sir” yang berarti rahasia. Ranjang adalah tempat paling privat di mana segala aktivitas bersifat personal dan tidak untuk diumbar.
Karena sarir identik dengan kebahagiaan dan kenyamanan. Tempat ini menjadi simbol kelegaan batin, ketenangan fisik, serta titik awal dan akhir dari rutinitas harian manusia.
Karena sarir dapat menyimpan sesuatu yang berharga. Seperti harta tersembunyi, pikiran mendalam, atau niat yang tak diucap. Ranjang adalah simbol dari kedalaman jiwa manusia.
Sayangnya, dalam budaya modern, makna luhur dari sarir kian tergerus. Banyak yang justru mengekspose sisi privat ranjang sebagai konsumsi publik, kehilangan rasa malu, bahkan menjadikannya konten. Padahal sarir adalah ruang penuh sir—rahasia suci yang seharusnya dijaga, bukan diumbar. (Dr, Halimi Zuhdy, artikel diambil di laman pribadinya)
-
FOTO16/05/2025 18:21 WIB
FOTO: Respon Situasi Perekonomian Nasional, ITL Trisakti Gelar Beras Murah Untuk Warga
-
NUSANTARA16/05/2025 15:00 WIB
Kapal Bermuatan Sabu Hampir 2 Ton Berhasil Diamankan
-
NASIONAL16/05/2025 16:30 WIB
Disebut Sebagai Aktor Intelektual Hasto Terkejut
-
FOTO16/05/2025 15:57 WIB
FOTO: Meraup Cuan Budidaya Ikan Lele di Tengah Kota
-
DUNIA16/05/2025 14:00 WIB
Indonesia Siap Jadi Juru Damai India-Pakistan
-
NUSANTARA16/05/2025 14:30 WIB
Tersangka Kasus Kematian Mahasiswi PPDS Undip Resmi Ditahan
-
NASIONAL16/05/2025 16:00 WIB
Senjata dan Amunisi Terkait Aksi Terorisme Dimusnahkan
-
JABODETABEK17/05/2025 05:30 WIB
Payung Jangan Sampai Ketinggalan! Prakiraan Cuaca Jabodetabek Sabtu 17 Mei 2025