Berita
Akibat Dampak Pandemi, Airlangga Ramal Ekonomi RI Baru Bisa Pulih 2022
AKTUALITAS.ID – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut krisis ekonomi akibat dampak pandemi virus Corona (COVID-19) baru bisa pulih pada 2022 mendatang. Sebab krisis ekonomi kali ini lebih parah dari krisis 2008 lalu. “Krisis ini tidak selesai sampai akhir tahun ini. Tapi juga bisa terus bergeser ke tahun 2021, 2022, untuk recovery,” kata Airlangga […]
AKTUALITAS.ID – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut krisis ekonomi akibat dampak pandemi virus Corona (COVID-19) baru bisa pulih pada 2022 mendatang. Sebab krisis ekonomi kali ini lebih parah dari krisis 2008 lalu.
“Krisis ini tidak selesai sampai akhir tahun ini. Tapi juga bisa terus bergeser ke tahun 2021, 2022, untuk recovery,” kata Airlangga dalam diskusi virtual HIPMI, Kamis (18/6/2020) malam.
Krisis 2008 lalu terjadi akibat subprime mortgage di Amerika Serikat (AS). Saat itu, hanya sektor keuangan yang dinilai terpukul dan lainnya masih bisa selamat. Sedangkan saat ini semua sektor terkena dampak, termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). “UMKM selamat pada krisis 2008. Kalau dilihat krisis sekarang ini tidak lebih dalam dari 1998 namun lebih dalam dari 2008. Semua sektor ini sekarang turun,” jelasnya.
Untuk itu, pemerintah sedang gencar menerbitkan insentif fiskal kepada hampir semua lapisan masyarakat yang terdampak pandemi ini. Insentif itu mulai dari pembebasan pajak, bantuan sosial (bansos), hingga diskon listrik.
“Pemerintah siapkan pelebaran defisit anggaran agar ada ruang untuk melakukan stimulus fiskal dan pembiayaan,” imbuhnya.
Lebih rinci dijelaskan, pemerintah mengalokasikan tambahan anggaran belanja untuk penanganan virus Corona sebesar Rp 695,20 triliun. Dana itu digunakan untuk penanganan di sektor kesehatan sebesar Rp 87,55 triliun, perlindungan sosial Rp 203,90 triliun, insentif dunia usaha Rp120,61 triliun, UMKM Rp 123,46 triliun, pembiayaan korporasi Rp 53,57 triliun, dan sektoral Kementerian/Lembaga (K/L) atau untuk Pemerintah Daerah (Pemda) Rp 106,11 triliun.
Dengan penambahan itu, total belanja otomatis menjadi bengkak. Pemerintah pun memproyeksi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 tembus 6,27%.
“Kami siapkan skenario defisit akan kembali normal pada 2023,” ujarnya.
-
Multimedia8 jam lalu
FOTO: Simulasi Pemungutan Suara Pilkada Jakarta di Gambir
-
Multimedia11 jam lalu
FOTO: Bawaslu RI Gelar Deklarasi Kampanye Pilkada Damai 2024
-
Olahraga13 jam lalu
Marc Marquez dan Alex Marquez, Bidik Podium di Seri Penutup MotoGP 2024
-
EkBis10 jam lalu
Gaikindo Optimistis Kenaikan PPN Tak Goyahkan Sektor Otomotif di 2025
-
Ragam16 jam lalu
Antusiasme Tinggi, SEVENTEEN Tambah Jadwal Konser di Jakarta
-
Ragam14 jam lalu
Studi: Stres Psikologis pada Ibu Hamil Tingkatkan Risiko Epilepsi pada Anak
-
POLITIK8 jam lalu
Mardiono Siap Maju Jadi Ketua Umum PPP Jika Diberi Amanah
-
OtoTek17 jam lalu
Google Kembangkan Fitur “Protected Email” untuk Tingkatkan Privasi dan Cegah Spam