Berita
Produsen Vape asal Amerika Mau PHK 1.200 Karyawan
AKTUALITAS.ID – Produsen rokok elektronik atau vape asal Amerika Serikat Juul Labs berencana memberhentikan 1.200 pekerja dari total 2.200 pekerjanya. Selain itu Juul berencana menarik diri dari beberapa bisnisnya di pasar internasional sebagai upaya perubahan bisnisnya. Namun, pada rilisnya Juul tidak merinci jumlah posisi di perusahaannya yang akan terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK). Rencana ini […]

AKTUALITAS.ID – Produsen rokok elektronik atau vape asal Amerika Serikat Juul Labs berencana memberhentikan 1.200 pekerja dari total 2.200 pekerjanya. Selain itu Juul berencana menarik diri dari beberapa bisnisnya di pasar internasional sebagai upaya perubahan bisnisnya.
Namun, pada rilisnya Juul tidak merinci jumlah posisi di perusahaannya yang akan terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK). Rencana ini dilaporkan oleh The Wall Street Journal melalui rilis Juul yang diterbitkan pada Kamis, (4/9/2020).
“Belum ada keputusan akhir yang dibuat dan kami akan terus melalui proses evaluasi kami,” kata juru bicara Juul, dikutip dari CNN, Jumat (4/9/2020).
Juru bicara Juul mengatakan PHK tersebut bagian dari rangkaian perubahan perusahaan yang dimulai sejak September 2019. Seperti pada November 2019 Juul mengumumkan rencana pemotongan biaya sebesar US$ 1 miliar dan mem-PHK 650 pekerja. April 2020 mengumumkan PHK tambahan.
Berbagai upaya perubahan itu dilakukan setelah bisnis Juul memburuk. Hal itu disebabkan atas kekhawatiran kesehatan masyarakat dalam menggunakan vape. Regulator AS memberikan tindakan keras terhadap produsen vape di AS.
Juul juga dikritik karena menjual polong vape rasa mangga, creme, dan mentimun yang menjadi populer di kalangan remaja. Produk itu kini dihentikan produksinya.
Perusahaan sekarang mencoba membangun kembali kepercayaan dan mengalihkan fokus ke pelanggan utamanya, yakni perokok dewasa yang beralih dari rokok tradisional.
Juli lalu, Juul telah mengajukan Premarket Tobacco Product Application ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS atau Food and Drug Administration, sebuah langkah penting untuk dapat terus memasarkan dan menjual produk vapingnya di AS.
“Sepanjang tahun ini dan menghadapi lingkungan eksternal yang sulit, kami terus mengevaluasi secara hati-hati bagaimana kami mengalokasikan sumber daya terhadap inisiatif yang menciptakan nilai jangka panjang dan mengontrol masa depan kami,” kata CEO Juul K.C. Crosthwaite.
Sebagai bagian dari perubahan bisnisnya, Juul mengatakan sedang menjajaki kemungkinan keluar dari pasar di Eropa dan Asia, yang belum memberikan jenis pengembalian yang diperlukan. Mengingat perusahaan sebelumnya terus berinvestasi di sana.
Crosthwaite menjelaskan perusahaannya masih dalam tahap eksplorasi pengurangan karyawan dan bisnis. Dia memastikan bahwa meski adanya PHK dan pengurangan pasar internasional Juul Labs akan terus berinvestasi demi produk masa depan perusahaan.
-
NASIONAL13/03/2025
Prabowo Siapkan Penjara di Pulau Terpencil buat Koruptor: Mereka Gak Bisa Kabur!
-
NASIONAL13/03/2025
Tunjangan Guru ASN Langsung Ditransfer ke Rekening, Prabowo: Cepat dan Singkat
-
EKBIS13/03/2025
Menhut: Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan Segera Diresmikan
-
RAGAM13/03/2025
Buka Puasa dan Kolesterol: Turunkan dengan Dua ‘Buah Al Quran’ Ini
-
OLAHRAGA13/03/2025
Dewa United Bangga! Tiga Pemainnya Dipanggil ke Timnas Indonesia
-
OLAHRAGA13/03/2025
8 Tim Pastikan Tempat di Perempat Final Liga Champions 2024/25, Duel Panas Menanti!
-
RAGAM14/03/2025
Film “The Brutalist” Sukses Raup 45 Juta Dolar AS di Box Office
-
OLAHRAGA13/03/2025
Patrick Kluivert Siap Bawa Timnas Indonesia Berjuang di Kualifikasi Piala Dunia 2026