Berita
Kisah Umar Menunjuk Abu Musa Jadi Penguasa Bashrah
Abu Musa Al-Asy’ari adalah orang kepercayaan dan kesayangan Rasulullah SAW, juga menjadi kepercayaan dan kesayangan para khalifah dan sahabat-sahabatnya. Ketika Rasulullah masih hidup, beliau mengangkatnya bersama Mu’adz bin Jabal sebagai penguasa di Yaman. Dan setelah Rasulullah wafat, ia kembali ke Madinah untuk memikul tanggungjawab dalam jihad besar yang sedang dijalani oleh tentara Islam melawan Persia […]
Abu Musa Al-Asy’ari adalah orang kepercayaan dan kesayangan Rasulullah SAW, juga menjadi kepercayaan dan kesayangan para khalifah dan sahabat-sahabatnya.
Ketika Rasulullah masih hidup, beliau mengangkatnya bersama Mu’adz bin Jabal sebagai penguasa di Yaman. Dan setelah Rasulullah wafat, ia kembali ke Madinah untuk memikul tanggungjawab dalam jihad besar yang sedang dijalani oleh tentara Islam melawan Persia dan Romawi.
Pada pemerintahan Umar bin Al-Khathab, ia diangkat sebagai gubernur di Bashrah Abu Musa Al-Asy’ari mengumpulkan para penduduk, dan berpidato di hadapan mereka.
“Sesungguhnya Amirul Mukminin Umar bin Al-Khathab telah mengirimku kepada kamu sekalian, agar aku mengajarkan kepada kalian kitab Allah dan Sunnah Nabi kalian, serta membersihkan jalan hidup kalian!”
Orang-orang heran dan bertanya-tanya. Mereka mengerti apa yang dimaksud dengan mendidik dan mengajari mereka tentang agama, yang memang kewajiban gubernur dan panglima. Tetapi bahwa tugas gubernur itu juga membersihkan jalan hidup mereka, hal ini memang amat mengherankan dan menjadi suatu tanda tanya.
Mengenai dirinya Hasan Al-Bashri pernah berkata, “Tak seorang pengendara pun yang datang ke Bashrah yang lebih berjasa kepada penduduknya selain dia!”
Sedangkan Khalifah Utsman bin Affan menunjuknya sebagai gubernur di Kufah.
Abu Musa termasuk ahli Al-Qur’an; menghapal, mendalami dan mengamalkannya. Di antara ucapan-ucapannya yang memberikan bimbingan mengenai Al-Qur’an itu ialah, “Ikutilah Al-Qur’an… dan jangan kalian berharap akan diikuti oleh Al-Qur’an!”
Ia juga termasuk ahli ibadah yang tabah. Pada waktu siang di musim panas—yang panasnya menyesakkan nafas—tidak menghalanginya untuk berpuasa. “Semoga rasa haus di terik siang ini akan menjadi pelepas dahaga bagi kita di hari kiamat nanti,” ujarnya.
Di hari yang cerah, ajal pun menjemputnya. Wajahnya menyinarkan cahaya cemerlang, wajah seorang yang mengharapkan rahmat dan pahala Allah. Kalimat yang selalu diulang-ulang dan menjadi buah bibirnya sepanjang hayatnya adalah kalimat yang juga menjadi buah bibirnya ketika menghadap Ilahi. “Ya Allah, Engkaulah Maha Penyelamat, dan dari-Mulah kumohon keselamatan.”
- Ragam22 jam lalu
Lesti Kejora Raih Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Usai Berjuang Selama 6 Tahun
- Nasional16 jam lalu
KPK Geledah Bank Indonesia Terkait Dugaan Korupsi Dana CSR
- Ragam18 jam lalu
“Keajaiban Air Mata Wanita”, Film Inspiratif tentang Perjuangan Seorang Ibu, Tayang Januari 2025
- Olahraga21 jam lalu
Shin Tae-yong Kritik Jadwal ASEAN Cup 2024: “Kelelahan Pemain Mengkhawatirkan”
- POLITIK12 jam lalu
Dipecat PDIP, Gibran Fokus Bantu Presiden Prabowo
- Olahraga17 jam lalu
Jakarta LavAni Resmi Gaet Taylor Sander, Tambah Kekuatan untuk Proliga 2025
- Nasional10 jam lalu
Komisi I DPR Cermati Usulan UU Batas Usia Akses Media Sosial
- EkBis23 jam lalu
Harga Emas Naik Tipis Ditengah Pelemahan Dolar AS dan Ketidakpastian Geopolitik