Berita
Komunitas Intelijen AS Nilai Pemerintah Afghanistan Dapat Runtuh Dalam 6 Bulan
Komunitas intelijen AS menilai Pemerintah Afghanistan yang dipimpin Presiden Ashraf Ghani dapat runtuh dalam enam hingga 12 bulan setelah pasukan AS ditarik mundur dari negara itu. Bahkan sejumlah pejabat seperti dikutip surat kabar AS the Wall Street Journal, menilai Pemerintah Afghanistan tidak dapat bertahan lebih dari tiga bulan melawan kelompok ekstremis Taliban. Prediksi terbaru bertentangan dengan perkiraan sebelumnya yang […]
Komunitas intelijen AS menilai Pemerintah Afghanistan yang dipimpin Presiden Ashraf Ghani dapat runtuh dalam enam hingga 12 bulan setelah pasukan AS ditarik mundur dari negara itu. Bahkan sejumlah pejabat seperti dikutip surat kabar AS the Wall Street Journal, menilai Pemerintah Afghanistan tidak dapat bertahan lebih dari tiga bulan melawan kelompok ekstremis Taliban.
Prediksi terbaru bertentangan dengan perkiraan sebelumnya yang lebih optimistis. Pemerintah Afghanistan diprediksi dapat bertahan dua tahun setelah pasukan AS pergi dari negara itu.
AS telah menarik lebih dari 3.500 personel pasukannya dan belum mengubah rencana untuk menarik semua pasukan pada 11 September mendatang. Sesuai tanggal yang ditetapkan Presiden Joe Biden.
Dalam rapat dengar dengan Komite Alokasi Senat AS, Kamis (24/6), Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan, risiko Taliban merebut kembali Afghanistan dalam dua tahun setelah pasukan AS berada di tingkat ‘medium’. Sejumlah anggota parlemen memberi sinyal tidak senang dengan keputusan Washington.
Senator Lindsey Graham mengatakan, tidak ada opsi yang sangat baik’ mengenai Afghanistan. Tapi ia mengkritik langkah Biden untuk menarik mundur semua pasukan AS. “Presiden Biden, sayangnya, memilih opsi dengan risiko paling tinggi, yakni pergi apa pun yang terjadi,” kata Graham.
Taliban telah merebut bekas pangkalan-pangkalan militer AS dari pasukan Kabul. Pemberontak dilaporkan telah mengambil alih distrik-distrik dan provinsi yang kini sudah tidak dijaga.
Pasukan keamanan Afghanistan tidak dapat menghentikan Taliban mengambil banyak wilayah. Mereka kerap menyerah tanpa bertempur, meninggalkan kendaraan militer High Mobility Multipurpose Wheeled Vehicle atau Humvee dan peralatan militer AS lainnya.
Pekan lalu Taliban mengambil alih wilayah utara Afghanistan dengan merebut puluhan distrik dan mengepung kota-kota besar, termasuk distrik penting di utara Provinsi Kunduz. Pasukan Taliban juga mengepung Mazar-e-Sharif, ibukota Provinsi Balkh.
“Sebagian besar distrik yang diambil mengelilingi ibukota provinsi, menunjukkan Taliban sedang memposisikan diri untuk mencoba dan mengambil alihibu kota-ibu kota ini ketika pasukan asing sepenuhnya pergi,” kata Perwakilan Khusus dan Kepala Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) Deborah Lyons di rapat Dewan Keamanan PBB.
-
POLITIK14 jam lalu
Bawaslu RI: Sukses Pilkada Serentak 2024 Butuh Kerja Sama Seluruh Pihak
-
EkBis24 jam lalu
APBN Salurkan Rp463,1 Triliun untuk Pendidikan, Menkeu Sri Mulyani: Demi Indonesia Maju
-
Nasional20 jam lalu
Polda Metro Jaya Tangkap Istri Buronan Kasus Judi Online
-
Multimedia4 jam lalu
FOTO: Bawaslu akan Telusuri Video Prabowo dengan Cagub di Jateng
-
Nasional16 jam lalu
Tujuh Napi Narkoba Kabur dari Rutan Salemba dengan Menjebol Teralis Kamar
-
POLITIK7 jam lalu
Ada Dugaan Pelanggaran, Bawaslu Selidiki Video Dukungan Prabowo untuk Ahmad Luthfi-Taj Yasin
-
EkBis20 jam lalu
Anindya Bakrie Ternyata Hanya Ketua Dewan Pertimbangan
-
Dunia15 jam lalu
Presiden Prabowo Bertemu Joe Biden di Gedung Putih, Bahas Penguatan Kerja Sama hingga Situasi Gaza