Connect with us

Berita

Karena Mahal, Iran Batal Beli Vaksin Covid-19 Luar Negeri

Pemerintah Iran memutuskan untuk tidak membeli vaksin Covid-19 dari luar negeri karena harga yang mahal. “Mereka (otoritas Iran) tidak mengizinkan membeli vaksin karena mereka pikir harganya mahal,” ujar Kepala Badan Pengembangan Vaksin Covid-19 di Teheran, Alireza Zali, seperti dikutip Al-Arabiya. Keengganan Iran mengimpor vaksin Covid-19 terjadi di saat penularan virus corona di negara Timur Tengah itu terus […]

Published

on

Pemerintah Iran memutuskan untuk tidak membeli vaksin Covid-19 dari luar negeri karena harga yang mahal.

“Mereka (otoritas Iran) tidak mengizinkan membeli vaksin karena mereka pikir harganya mahal,” ujar Kepala Badan Pengembangan Vaksin Covid-19 di Teheran, Alireza Zali, seperti dikutip Al-Arabiya.

Keengganan Iran mengimpor vaksin Covid-19 terjadi di saat penularan virus corona di negara Timur Tengah itu terus melonjak, dan diperparah dengan penyebaran varian Delta yang lebih menular.

Jumlah kematian harian akibat Covid-19 di Iran mencapai lebih dari 500 dalam empat hari terakhir berturut-turut.

Stasiun televisi pemerintah Iran bahkan menyebutkan satu orang meninggal dunia akibat Covid-19 setiap dua menit di Iran akibat gelombang baru infeksi corona di negara tersebut.

Zali memperingatkan bahwa pandemi di Iran akan menjadi jauh lebih buruk dalam beberapa minggu mendatang. Ia menambahkan bahwa pihak berwenang harus segera membeli vaksin terlepas dari biayanya.

“Kenapa kita mau membeli peralatan untuk industri minyak dengan harga tiga kali lipat di bawah sanksi ekonomi, tetapi tidak mau membeli vaksin?” kataZali.

Zali mengatakan utusan iran di seluruh dunia bahkan tidak melakukan apa pun untuk mengamankan pasokan vaksin dari negara lain.

“Saya berbicara dengan duta besar Jepang dan dia mengatakan bahwa duta besar Iran tidak menanyakan tentang vaksin sama sekali. Diplomasi macam apa ini?” kata Zali.

Zali menyatakan bahwa otoritas Iran juga”menyembunyikan” jumlah kematian Covid-19 yang sebenarnya dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Ketika para ahli WHO datang ke Iran, alih-alih berkonsultasi dengan mereka, kami terus meminta mereka memuji sistem kesehatan Iran di media,” tutur Zali.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, menegaskan bahwa dia dan diplomat Iran di seluruh dunia terus melakukan upaya terbaik untuk meningkatkan impor vaksin.

Ia bahkan mengkritik pernyataan Zali yang dinilai “menyerang, menghina, dan memfitnah aparat diplomatik.”

Iran merupakan negara yang paling terdampak pandemi Covid-19 di Timur Tengah. Sejauh ini, Iran mencatat total 4.281.217 kasus Covid-19 dengan 95.647 kematian.

Selain masyarakat yang masih abai protokol kesehatan, program vaksinasi lambat juga memperparah lonjakan Covid-19 di Iran.

Januari lalu, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, melarang impor vaksin buatan Amerika Serikat dan Inggris. Ia mengatakan vaksin-vaksin tersebut tidak dapat diandalkan.

Selama ini, Iran mengandalkan vaksin buatan sendiri. Presiden Ebrahim Raisi juga telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19 COVIran Barakat buatan dalam negeri pada akhir pekan lalu.

Selain mengandalkan produk sendiri, Iran juga menunggu donasi vaksin dari COVAX Facility, skema kerja sama pengadaan vaksin global di bawah naungan WHO.

OASE

INFOGRAFIS

WARGANET

Trending