Berita
Pada Pidato Peringatan Revolusi, Xi Jinping Serukan Reunifikasi dengan Taiwan
Presiden China Xi Jinping kembali menyerukan reunifikasi Taiwan saat dia menyampaikan pidato pada peringatan Revolusi 1911 di Balai Agung Rakyat, Beijing, Sabtu. “Persoalan Taiwan akibat dari kelemahan dan kekacauan bangsa China dan ini bisa diatasi kalau program pembaruan menjadi nyata,” kata Xi yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (CPC) itu. Menurut dia, Revolusi 1911 […]
Presiden China Xi Jinping kembali menyerukan reunifikasi Taiwan saat dia menyampaikan pidato pada peringatan Revolusi 1911 di Balai Agung Rakyat, Beijing, Sabtu.
“Persoalan Taiwan akibat dari kelemahan dan kekacauan bangsa China dan ini bisa diatasi kalau program pembaruan menjadi nyata,” kata Xi yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (CPC) itu.
Menurut dia, Revolusi 1911 yang diprakarsai oleh Sun Yat Sen berhasil mengakhiri 2.000 tahun kekuasaan kekaisaran di China sehingga membuka jalan bagi perubahan sosial dan ideologi.
“Sun diagungkan sebagai pahlawan nasional yang hebat, patriotik, dan pelopor besar revolusi demokrasi China,” ujarnya, seperti dilansir laman Antara, Sabtu (9/10).
Xi menganggap cita-cita revitalisasi bangsa yang dipegang teguh oleh Sun mendambakan masa depan cerah China yang dijunjung oleh para perintis Revolusi.
“Dan impian besar yang dicita-citakan dan diperjuangkan rakyat China pada zaman modern ini semuanya akan menjadi kenyataan,” ujarnya.
Dia menyatakan bahwa peringatan Revolusi 1911 akan menjadi inspirasi pembaruan nasional.
“Partai Komunis China merupakan pendukung setia dan penerus perjuangan Sun,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Xi kembali menegaskan bahwa reunifikasi secara menyeluruh akan segera terwujud seiring dengan program pembaruan nasional di negaranya.
“Reunifikasi nasional dengan damai menjadi kepentingan seluruh bangsa China, termasuk kompatriot di Taiwan,” kata Xi seraya mengingatkan bahwa kaum separatisme merupakan ancaman serius atas misi tersebut.
Pada peringatan 100 tahun CPC di Lapangan Tiananmen, Beijing, pada 1 Juli, Xi juga menyerukan reunifikasi China melalui program pembaruan nasional.
Revolusi 1911, yang dikenal dengan Revolusi Xinhai, bermula dari pemberontakan Wuchang pada 10 Oktober 1911. Revolusi tersebut berakhir dengan turunnya Raja Puyi dari takhta pada 12 Oktober 1912.
Sun Yat Sen merupakan pendiri Partai Kuomintang dan pendiri Republik China pada 1912-1949.
Setelah meninggal, Sun digantikan Chiang Kai Shek. Saat Kuomintang ditaklukkan CPC, Chiang melarikan diri ke Taiwan pada 1949.
-
RIAU30/12/2025 15:15 WIBPintu Air Koto Panjang Dibuka, Kapolda Riau Siagakan Pasukan Antisipasi Banjir
-
POLITIK30/12/2025 07:00 WIBEddy Soeparno: Pilkada oleh DPRD Sejalan dengan Sila Keempat Pancasila
-
POLITIK30/12/2025 06:00 WIBDemokrat Minta Aspirasi Masyarakat Ditampung soal Usulan Pilkada Lewat DPRD
-
EKBIS30/12/2025 09:30 WIBIHSG Pagi Ini Turun 54 Poin pada Hari Terakhir Perdagangan 2025
-
JABODETABEK30/12/2025 08:30 WIBPolda Metro Jaya Buka Layanan SIM Keliling di 5 Lokasi Jakarta
-
JABODETABEK30/12/2025 15:32 WIBSidak Pasar Tebet Jelang Nataru, Mentan: Ancam Segel Produsen Nakal
-
JABODETABEK30/12/2025 07:30 WIBNgeri, Bangkai Sayap Pesawat Terbang 300 Meter Timpa Rumah Warga Saat Puting Beliung di Bogor
-
NASIONAL30/12/2025 11:00 WIBMenteri Agus Andrianto Beri Sinyal Riza Chalid Masih Sembunyi di Malaysia

















