Connect with us

DUNIA

AS Tawarkan Hadiah Rp 153 Miliar untuk Penangkapan Peretas China Guan Tianfeng

Aktualitas.id -

AKTUALITAS.ID – Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan penawaran hadiah sebesar USD 10 juta, setara dengan sekitar Rp 153 miliar, bagi individu yang dapat memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan Guan Tianfeng, seorang peretas berusia 30 tahun asal China. Guan dan rekan-rekannya diduga terlibat dalam peretasan yang berpotensi merugikan banyak pihak dengan mengeksploitasi celah keamanan pada perangkat firewall.

Menurut Departemen Luar Negeri AS, Guan saat ini diperkirakan berada di Provinsi Sichuan, China. Ia menghadapi dakwaan terkait konspirasi untuk melakukan penipuan komputer dan penipuan kawat, yang diumumkan pada Selasa (10/12/2024).

Laporan dari CNA pada Rabu (11/12/2024) menyebutkan bahwa Guan, bersama dengan kelompoknya dari perusahaan Sichuan Silence Information Technology, diduga telah berhasil menyusup ke sekitar 81.000 perangkat firewall di seluruh dunia dalam satu serangan yang serentak. Tujuan dari serangan ini adalah untuk mencuri data sensitif, termasuk nama pengguna dan kata sandi, serta menyebarkan ransomware kepada korban.

Deputi Jaksa Agung AS, Lisa Monaco, mengungkapkan bahwa para pelaku telah memanfaatkan celah yang ada pada perangkat keamanan jaringan untuk menginfeksi sistem dengan perangkat lunak jahat yang dirancang untuk mencuri informasi dari warga di berbagai negara. “Apabila Sophos tidak segera mengidentifikasi celah tersebut dan memberikan respons yang tepat, kerusakan yang ditimbulkan bisa jauh lebih parah,” ungkap Herbert Stapleton, agen dari Biro Investigasi Federal (FBI).

Dari total 81.000 perangkat yang terinfeksi, lebih dari 23.000 di antaranya berada di wilayah Amerika Serikat, termasuk 36 perangkat yang berfungsi melindungi sistem infrastruktur kritis. Hal ini menunjukkan besarnya ancaman yang dapat ditimbulkan jika masalah keamanan ini tidak segera diatasi.

Selain itu, Departemen Keuangan AS juga telah menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan Sichuan Silence Information Technology. Langkah ini diambil untuk membatasi aktivitas ilegal perusahaan dan memutus sumber pendanaan bagi kegiatan-kegiatan yang dapat merugikan keamanan nasional.

Namun, saat dihubungi oleh AFP, seorang pria yang menjawab telepon atas nama perusahaan tersebut menyatakan bahwa perusahaan “tidak menerima wawancara” dan enggan memberikan komentar mengenai sanksi yang dijatuhkan. Ia juga menyebutkan bahwa Guan Tianfeng “tidak dapat dihubungi,” sehingga menambah kerumitan dalam upaya penegakan hukum terhadap kasus ini.

Dengan penawaran hadiah yang signifikan, AS berharap dapat memperoleh informasi yang diperlukan untuk menegakkan keadilan dan menghadapi ancaman siber yang terus berkembang akibat aktivitas peretasan internasional. (Damar Ramadhan)

TRENDING