DUNIA
Tolak Proposal AS, Ayatollah Khamenei Tegaskan Iran Akan Terus Lakukan Pengayaan Uranium
AKTUALITAS.ID – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan pengayaan uranium adalah hal yang tak bisa ditawar dalam program nuklir Iran. Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Rabu (4/6/2025), Khamenei secara tegas menolak proposal dari Amerika Serikat dalam negosiasi nuklir antara Washington dan Teheran.
“Pengayaan uranium adalah tulang punggung program nuklir kami,” ujar Khamenei. Ia menambahkan bahwa tanpa pengayaan uranium, program nuklir Iran akan kehilangan maknanya dan menjadi sia-sia.
Khamenei menuding proposal AS bertentangan dengan semangat kemandirian bangsa Iran yang dikenal dengan prinsip “Kami Bisa”. Ia menegaskan bahwa tekanan dari dunia Barat tidak akan membuat Iran meninggalkan pengayaan uranium yang menjadi simbol kekuatan nasional mereka.
Sementara itu, menurut laporan Axios, Iran siap mempertimbangkan pembentukan konsorsium pengayaan uranium regional, tapi hanya jika fasilitas tersebut beroperasi di dalam wilayah Iran. Usulan konsorsium ini muncul dari Oman dan dimaksudkan untuk mengakomodasi kepentingan semua pihak dalam kesepakatan nuklir.
Namun, AS menginginkan agar fasilitas konsorsium itu berada di luar Iran, yang ditolak keras oleh Teheran.
Konsorsium regional ini rencananya akan melibatkan negara-negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Turki, dengan pengawasan ketat dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Tujuannya adalah menyediakan bahan bakar nuklir untuk program sipil, sekaligus membatasi kemampuan Iran memperkaya uranium secara mandiri.
Gedung Putih, melalui juru bicaranya Karoline Leavitt, menyatakan proposal AS sudah disampaikan secara rinci dan merupakan tawaran terbaik untuk Iran. Namun, pemerintah AS belum bersedia membuka rincian isi tawaran tersebut ke publik.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyebut Iran akan menanggapi proposal AS sesuai dengan kepentingan nasionalnya.
Presiden AS Donald Trump bahkan menyatakan kesepakatan nuklir baru harus memungkinkan AS untuk menghancurkan fasilitas nuklir Iran kapan pun diperlukan. Namun, ia tetap optimistis kesepakatan bisa tercapai dalam waktu dua minggu ke depan.
Negosiasi antara AS dan Iran dengan mediasi Oman telah berlangsung dalam beberapa putaran, terakhir di Roma pada 23 Mei 2025, namun sampai kini belum menemukan titik temu. (Mun)
-
EKBIS27/12/2025 19:18 WIBKAMMI Apresiasi Terobosan Kementan, 40 Ribu Kader Siap Kawal Swasembada Pangan
-
OLAHRAGA27/12/2025 20:00 WIBIndonesia Maju ke Final ASEAN Boys’ U-16 Futsal Championship 2025
-
NASIONAL27/12/2025 17:30 WIBRapat Syuriyah–Mustasyar PBNU Bersifat Final dan Mengikat
-
POLITIK27/12/2025 20:30 WIBDari Wamena, Roberth Rouw Ajak Warga Papua Pegunungan Jaga Indonesia Tetap Utuh
-
NUSANTARA27/12/2025 18:00 WIB10 Jembatan Bailey di Lokasi Bencana Sumatera Sudah Rampung Dibangun
-
OASE28/12/2025 05:00 WIBMakna Surat Al-Bayyinah: Pedoman Keimanan dan Balasan bagi Orang Beriman
-
NASIONAL27/12/2025 21:30 WIBMengenang Pahlawan Nasional Buruh, Kapolri Berziarah ke Makam Marsinah
-
RAGAM27/12/2025 18:30 WIBHidangan yang Dianggap Bawa Keberuntungan di Tahun Baru

















